EKBIS.CO, JAKARTA -- Bulog menyebut stabilisasi pangan jelang Ramadhan tahun ini lebih terjaga dibanding kondisi tahun lalu. Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Karyawan Gunarso mengatakan sedikitnya ada dua indikator yang menunjukkan stabilisasi pangan tahun ini membaik.
Pertama, menurut dia, dari segi stok pangan Bulog menguasai barang dengan volume yang jauh lebih besar. Tahun ini, Bulog memiliki stok 329 ribu ton gula pasir. Sementara, jelang Ramadhan 2016 lalu, stok gula yang dikuasai Bulog jumlahnya kurang dari 100 ribu ton.
"Beras juga sama. Saat ini Bulog memiliki stok beras 2,1 juta ton. Saya rasa tidak ada swasta manapun yang menguasai stok dengan jumlah sebanyak itu," ujarnya, dalam sebuah forum diskusi di Galeri Nasional, Ahad (28/5).
Kedua, sambung Karyawan, penguasaan stok itu kemudian berdampak pada perkembangan harga. Berdasarkan pantauan yang dilakukan pemerintah, rata-rata harga gula saat ini Rp 13 ribu-14 ribu per kilogram. Harga itu, menurut catatan Bulog, relatif lebih rendah dibanding harga saat jelang Ramadhan tahun lalu.
Jika pemerintah menguasai stok pangan, sambung Karyawan, maka spekulan tidak bisa memainkan harga. Sebab, jika terjadi gejolak di pasar, Bulog dapat sewaktu-waktu menggelontorkan stok yang dimiliki sampai harga kembali stabil.
Kendati begitu, ia mengakui bahwa stok daging mulai berkurang. Saat ini, Bulog memiliki 35 ribu ton daging kerbau beku. Sementara, untuk daging sapi beku stok yang tersedia hanya 280 ton.
Namun, meski stok daging sapi kian menipis, Karyawan mengaku pihaknya belum memiliki rencana untuk mendatangkan daging sapi impor ke Indonesia. Sebab, Bulog ditugaskan pemerintah untuk fokus menyediakan kebutuhan protein masyarakat dari daging kerbau.
"Pemerintah sudah instruksikan ke Bulog untuk mendatangkan daging kerbau dari India sebanyak 51 ribu ton."