EKBIS.CO, JAKARTA -- BRI Syariah optimistis kinerja tahun ini dapat tumbuh signifikan seiring dengan positifnya pertumbuhan pembiayaan. Kredit Usaha Rakyat (KUR) mikro yang disalurkan oleh BRI Syariah telah tersalurkan sebesar Rp 213 miliar hingga akhir Mei 2017 atau 46 persen dari total plafon Rp 500 miliar. Jumlah tersebut disalurkan kepada 9.600 debitur.
Direktur BRI Indra Praseno menjelaskan, penyaluran tersebut terealisasi dalam waktu tiga bulan sejak resmi disalurkan pada Maret 2017 lalu. "Rata-rata sebulan itu penyaluran hampir Rp 70 miliar dengan plafon Rp 25 juta. Mudah-mudahan ini pertanda baik, kita bisa berkembang terus," ujar Indra kepada Republika.co.id, Ahad (11/6).
Menurut Indra, cepatnya penyaluran tersebut membuktikan bahwa usaha mikro saat ini masih sangat berkembang, meskipun saat ini ekonomi masih dalam tahap perbaikan. Penyaluran pembiayaan mikro di BRI Syariah telah tersalurkan sebesar Rp 3,9 triliun kepada 45 ribu debitur. "Mudah-mudahan usaha debitur semakin berkembang jadi dari KUR bisa masuk menjadi nasabah mikro, lalu membesar ke ritel dan seterusnya," kata Indra.
Direktur Utama BRI Syariah, Moch Hadi Santoso menargetkan, pertumbuhan pembiayaan secara keseluruhan sebesar 23 persen pada tahun ini. Sementara itu realisasi pembiayaan hingga Mei 2017 tercatat sebesar Rp 18,4 triliun. "Target pembiayaan kami 23 persen. Untuk kuartal II, di akhir juni ini saya target jadi Rp 19 triliun," ujarnya di kantor pusat BRI Syariah.
Sementara itu, perseroan menargetkan rasio kredit bermasalah atau nonperforming financing (NPF) dapat terjaga di bawah 5,00 persen hingga akhir tahun. Adapun, sampai April 2017 NPF BRI Syariah terjaga di level 4,86 persen. Meski masih tinggi, rasio tersebut turun dibandingkan NPF akhir tahun 2016 yang berada di level 4,96 persen.
Dari sisi laba, BRI Syariah optimistis dapat membukukan laba bersih mencapai Rp 121 miliar pada akhir tahun 2017. Adapun per April 2017, BRI Syariah baru membukukan laba sebesar Rp 52 miliar. "Belum tumbuh signifikan sesuai harapan, kami target (akhir tahun) laba nett Rp 121 miliar, dan gross sekitar Rp 260 miliar. Jadi harapannya tambah Rp 90 miliar dibanding Desember 2016," tutur Hadi.