EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pupuk lndonesia (Persero) akan menerbitkan surat utang atau obligasi senilai Rp 3,6 triliun dengan mekanisme Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I Tahap I Tahun 2017. Obligasi itu terbagi menjadi dua seri, yakni seri A bertenor 3 tahun dan seri B bertenor tujuh tahun dengan pembayaran bunga akan dilakukan setiap tiga bulan (triwulanan).
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat mengatakan, bahwa Pupuk Indonesia berencana menggunakan 16 persen dana hasil emisi obligasi berkelanjutan I tahap I itu, untuk melunasi obligasi l Pupuk Indonesia tahun 2014 seri A. Sisanya, lanjut dia, sebesar 84 persen dialokasikan untuk pinjaman kepada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, anak usaha perseroan, yang akan digunakan untuk melunasi sebagian kredit investasi.
"Surat utang tanpa jaminan (clean basis) tersebut telah mendapat peringkat AAA dari Fitch Ratings. Surat utang itu juga merupakan bagian dari PUB senilai total Rp 10 triliun," kata Aas Asikin Idat, Senin (12/6).
Dalam aksi korporasi itu, Pupuk Indonesia menunjuk PT Bahana Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek (Joint Lead Underwriter/JLU). Sedangkan PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai wali amanat.
Pupuk Indonesia merupakan produsen pupuk dan petrokimia lainnya yang terbesar di Asia Tenggara, dimana sebanyak 100 persen sahamnya dikuasai oleh negara. Pupuk Indonesia yang merupakan strategic and investment holding memiliki sejumlah anak usaha, antara lain PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pupuk Sriwidjaja, PT Pupuk Kujang, dan PT Pupuk Kalimantan Timur.
Selain itu, anak usaha lainnya adalah PT Petrokimia Gresik, PT Rekayasa industri, PT Pupuk lndonesia Pangan, PT Mega Eltra, PT Pupuk Indonesia Logistik, dan PT Pupuk lndonesia Energi.
Pada 2016, perseroan mencatat penjualan pupuk perseroan untuk sektor pangan tercatat sebanyak 9,18 juta ton, naik dibandingkan 2015 yang sebesar 8,88 juta ton. Untuk sektor kebun turun menjadi 1,54 juta ton dari 2,03 juta ton.
Sedangkan ekspor naik menjadi 1,37 juta ton dari 844,7 ribu ton dan amoniak naik menjadi 1 juta ton dari 879,1 ribu ton. Ada pun total volume penjualan di pasar domestik pada 2016 sedikit turun menjadi 11,07 juta ton, dibandingkan 2015 yang sebanyak 11,14 juta ton. Non-domestik tercatat naik menjadi 2,02 juta ton dari 1,49 juta ton.
Sementara itu, pendapatan perseroan pada 2016 mencapai Rp 64,16 triliun atau turun dibandingkan 2015 yang sebesar Rp 66,23 triliun. Laba tahun berjalan 2016 tumbuh menjadi Rp 3,52 triliun dari Rp 3,39 triliun tahun sebelumnya.