Sabtu 17 Jun 2017 22:24 WIB

Presiden: Petani Kurang Terobosan

Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pagi ini turut membagikan paket Ramadhan di Masjid Mubarok, Jalan Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (13/6).
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pagi ini turut membagikan paket Ramadhan di Masjid Mubarok, Jalan Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (13/6).

EKBIS.CO, TEMANGGUNG -- Presiden Joko Widodo menyatakan petani di Tanah Air terlalu lama monoton, tidak berani melihat peluang-peluang yang ada, dan kurang terobosan. Kondisi itu menyebabkan petani tidak bisa berkembang.

"Dulu kakao di Indonesia ini membludak, menjualnya bingung sehingga ekspornya bahan mentah," kata Jokowi saat peresmian Jembatan Gantung Kali Galeh di Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu (17/6).

Ia menuturkan sekarang industrinya berkembang tetapi kebun kakaonya tidak dikembangkan sehingga antara suplai dan permintaan tidak seimbang. Akibatnya, Indonesia harus impor kakao.

"Seharusnya daerah-daerah yang siap untuk ditanami kakao supaya ditanami, daerah-daerah yang siap ditanami kopi maka segera ditanam, karena komoditas ini tidak pernah turun di pasar ekspor, permintaan dunia tidak pernah turun," kata Jokowi.

Presiden melanjutkan peluang-peluang seperti itu harus dilihat para kepala daerah, baik bupati maupun gubernur. Sebab, mereka yang lebih mengetahui potensi wilayahnya. 

Menurut dia, rakyat jangan diajak, misalnya, menanam sawit, kemudian semua menanam sawit. Begitu harganya jatuh, semuanya ikut jatuh. 

Hal serupa terjadi pada karet. Ketika diajak menanam karet, semua menanam karet. Ketika harga jatuh seperti sekarang, semua jatuh.

Ia mengatakan semua harus bisa melihat dan mengkalkulasi mana komoditas yang menguntungkan dan mana yang tidak. Lalu, petani diajak untuk ke sana. 

Presiden mengatakan kalau ada komoditas yang memiliki harga lebih baik ke depan maka ke depannya lakukan perhitungan. "Kita terlalu lama berpikir linier, berpikir monoton, berpikir rutinitas," kata dia. 

 

Jokowi pun menyatakan hal itu yang harus diubah agar negara ini, mulai dari daerah, bisa lebih maju. "Kita berlomba-lomba adu kecepatan karena negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat. Kita tidak mau kalah dengan negara lain," ujar dia. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement