Rabu 21 Jun 2017 19:33 WIB

Dua Desa di Bondowoso Teraliri Listrik

Rep: Rakhmat Hadi Sucipto/ Red: Hiru Muhammad
Direktur Bisnis Regional Jawa Timur dan Bali PT PLN, Amin Subekti, menyalakan meteran listrik baru di Desa Jirek Mas, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, Selasa (20/6) sore.
Foto: PLN
Direktur Bisnis Regional Jawa Timur dan Bali PT PLN, Amin Subekti, menyalakan meteran listrik baru di Desa Jirek Mas, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, Selasa (20/6) sore.

EKBIS.CO,  BONDOWOSO –- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berhasil menerangi dua desa di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Menurut General Manager PT PLN Distribusi Jawa Timur, Dwi Kusnanto, dua desa tersebut adalah Desa Jirek Mas di Kecamatan Cermee dan Desa Penang di Kecamatan Botolinggo.

“Ini merupakan desa terakhir di daratan Jawa Timur yang tersambung dengan aliran listrik PLN,” ungkap Dwi Kusnanto saat peresmian pengoperasian jaringan listrik desa baru di Bondowoso, Jatim, Selasa (20/6) sore. Dwi menjelaskan, potensi pelanggan yang akan dijangkau sebanyak 1.100 pelanggan, masing-masing 600 pelanggan di Desa Jirek Mas dan 500 pelanggan di Desa Penang.

Kehadiran listrik di dua desa tersebut, menurut Dwi, turut menaikkan rasio desa berlistrik di Kabupaten Bondowoso dari 217 desa menjadi 219 desa. Dengan kata lain, pada Juni 2017 ini seluruh desa di Kabupaten Bondowoso 100 persen sudah teraliri listrik PLN. Rasio elektrifikasi Kabupaten Bondowoso juga meningkat dari 65 persen menjadi 66 persen. 

Dwi menuturkan, saat ini desa berlistrik di seluruh Jawa Timur menjadi 8.480 desa, naik dari angka 2016 yang masih 8.476 desa. Pada 2016, rasio elektrifikasi desa di seluruh Jatim sebesar 99,67 persen, tetapi per Juni 2017 sudah naik menjadi 99,7 persen. “Masih ada 25 desa di Kepulauan Madura di Kabupaten Sumenep yang masih dalam perkembangan realisasi pembangunan secara bertahap sesuai dengan roadmap sampai dengan tahun 2019 menuju 100 persen,” kata Dwi.

Dwi merasa bangga dan sangat bersyukur dengan terangnya dua desa di Kabupaten Bondowoso. “Mengapa? Karena mengaliri listrik di dua desa tersebut membutuhkan perjuangan ekstra keras,” jelasnya.

Tim dari PLN, menurut Dwi, sejak proses perencanaan, lelang pekerjaan, hingga pelaksanaan fisik pekerjaan memerlukan waktu 52 hari. “Ini merupakan pencapaian rekor pembangunan jaringan listrik desa baru tercepat yang pernah dicapai selama ini,” ungkap Dwi bangga.

Waktu bisa menjadi sangat singkat karena dikerjakan secara paralel dan simultan oleh empat kontraktor. Yang juga penting dalam realisasi proyek tersebut, pihaknya mampu berkoordinasi dan bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk dengan pemerintah daerah setempat dan PT Perhutani Regional Jawa Timur.

Direktur Bisnis Regional Jawa Timur dan Bali PT PLN, Amin Subekti, merasa keberhasilan proyek di Desa Jirek Mas dan Penang menjadi berkah tersendiri pada bulan suci Ramadhan tahun ini. “Saya merasa ini juga menjadi hadiah atau kado Lebaran bagi warga desa tersebut,” ungkap Amin yang langsung memimpin peresmian operasional listrik desa tersebut.

Untuk menyediakan pasokan listrik di dua desa tersebut, jelas Amin, PLN harus menyediakan investasi yang sangat besar. Secara keseluruhan PLN mengalokasikan anggaran hingga Rp 14,7 miliar. Kalau dihitung secara matematika dengan jumlah total 1.100 pelanggan, maka investasi per pelanggan sangat besar.

Tapi, PLN harus tetap menyediakan listrik di mana pun lokasinya. “Di mana ada bendera Merah Putih, di situ kami tetap punya tanggung jawab untuk menyediakan listrik,” ujar Amin.

Amin berharap masuknya listrik tersebut membawa berkah dan kemajuan bagi seluruh warga desa. Dia juga yakin perekonomian warga akan berkembang setelah listrik masuk desa. Sebagai contoh, para petani pisang bisa mempunyai alternatif yang lebih baik untuk melakukan diversifikasi usaha. “Misalkan dulu panen pisang langsung dijual, dengan adanya listrik warga bisa mempunyai kesempatan untuk mengolah pisang menjadi produk yang lebih bervariasi, pisang bisa diolah menjadi bermacam-macam produk," ungkap Amin.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement