EKBIS.CO, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan, disparitas harga khususnya beras menjadi fokus tim satgas pangan ke depan. Hal tersebut disampaikan dalam rapat koordinasi satuan tugas (satgas) pangan yang berlangsung di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Trunojoyo, Jakarta, Rabu (5/8).
Beras, lanjut Tito, merupakan pangan pokok utama bangsa Indonesia. Namun, yang dia sayangkan adalah adanya ketimpangan keuntungan dari para petani dan pedagang di lapangan. "Ada sekitar 56 juta petani yang menikmati keuntungan Rp 65 triliun, sedangkan ada 400 ribu pedagang menikmati keuntungan Rp 123 triliun," jelas Tito.
Menurut dia, ketidakseimbangan tersebut dikarenakan masalah di perantara atau pihak penjamin, diantaranya masih ada upaya penimbunan oleh beberapa pihak tersebut. Karenanya, Tito meminta Reserse Kriminal Khusus untuk membentuk tim khusus yang menangani beras termasuk ditingkat Mabes, bahkan Polda.
"Untuk tangani khusus beras, amati setiap hari harga beras di pasar-pasar utama, apakah harga meliwati harga eceran tertinggi atau tidak ini Perintah presiden, dan harus dilaksanakan terkait pengawasan harga beras di pasar," kata Tito.
Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman memastikan, disparitas harga dilapangan sedang ditangani. Namun, persoalannya bukan harga ditingkat petani, tetapi harga di pihak perantara. Sehingga, lanjut Amran, pemerintah berkomitmen umtuk menyejahterakan petani.
"Karena jika petani untung dia tidak akan tergantung APBN, mimpi kita petani untung, karena jika petani tidak untungmereka tidak akan berproduksi, dan yang kita harapkan petani untung, pedagang untung dan Masyarakat tersenyum," papar Amran.