EKBIS.CO, JAKARTA -- Keberadaan pelaku financial technology (fintech) dinilai menjadi kompetitor bagi perbankan. Pasalnya keduanya sama-sama menggarap sektor keuangan.
Meski begitu, Co-founder sekaligus Chief Executive Officer PT Investree Radhika Jaya Adrian Gunadi mengatakan, bank dan gintech memiliki bisnis model berbeda. "Kami adalah perusahaan startup yang mencari oportunity dengan memanfaatkan teknologi untuk melayani jasa keuangan," jelasnya di Senayan, Jakarta, Rabu, (12/7).
Lebih lanjut, Adrian menuturkan, fintech juga menyediakan berbagai produk perbankan namun dengan cara yang lebih lincah dan cepat. "Kita melihat segmen tertentu dalam bisnis bank lalu memanfaatkan teknologi untuk membuat layanan lebih accessable," tuturnya.
Ia menegaskan, secara umum Fintech mengisi kekosongan yang belum dipenuhi oleh perbankan. Misalnya dengan membidik beragam segmen yang sulit mendapatkan layanan perbankan.
"Salah satunya segmen kreatif. 26 persen dari total portofolio kita disalurkan ke sana seperti ke Event Organizer, Digital Marketing, dan lainnya," jelas Adrian.
Ia menambahkan, biasanya sektor kreatif tidak memiliki aset sehingga sulit mendapat kredit modal kerja, maka di situ Fintech hadir. Adrian menyebutkan, secara demografi peminjam personal ke Fintech rata-rata berusia 25 tahun. Bahkan Investree mencatat, sebanyak 52 persen peminjam berada di usia 26 sampai 30 tahun.
"Jadi benar-benar Fintech untuk generasi milenial," tambahnya. Dirinya mengatakan, biasanya para milenial meminjam sebanyak Rp 7 juta hingga Rp 10 juta, untuk berinvestasi.