EKBIS.CO, BOGOR -- Koperasi Syariah 212 (KS 212) akan meresmikan empat toko ritel 212 Mart pada Juli ini. KS 212 sendiri menargetkan ada 50 toko 212 Mart hingga akhir 2017.
Direktur Eksekutif KS 212 Ahmad Juwaini menjelaskan, saat ini ada tujuh toko 212 MART yang tersebar di Yasmin, Cibinong, Tazkia, Pekayon Bekasi, Cirebon, Semplak Bogor, dan Mustika Jaya Bekasi. Juli 2017 ini akan ada empat toko lagi yang dibuka di Parung Bingung Depok, Lubang Buaya Jakarta Timur, Bojong Kulur Bogor, dan Nanggewer Bogor.
212 Mart di Medan, Lombok, dan Magelang sebenarnya sudah beroperasi, namun belum dibuka langsung oleh Ketua KS 212 Syafii Antonio. KS 212 akan melakukan konsolidasi dan tetap harus mendampingi toko tersebut.
"Semua toko milik komunitas dan antrean komunitas yang mengajukan membuka 212 Mart belum habis," kata Juwaini usai silaturahim KS 212 dan paparan perkembangan usaha KS 212 di Masjid Andalusia Sentul, Kabupaten Bogor, Sabtu (22/7).
Pada Agustus 2017 KS 212 menargetkan ada 10 unit 212 Mart. Namun hal ini berkaitan dengan kesiapan mitra. KS 212 akan memeriksa yang benar-benar siap.
"Kami ingin setidaknya lima mart yang bisa direalisasi tiap bulan. Saat ini tiap komunitas mau mengelola lebih dari satu 212 Mart," kata Juwaini.
Semula, KS 212 hendak memakai dana simpanan koperasi untuk membangun 212 Mart. Tapi setelah melihat antusiasme yang besar dari komunitas, simpanan yang dialokasikan untuk usaha ritel akan difokuskan ke pembentukan pusat distribusi.
Saat mendaftar, anggota bisa memilih opsi pengelolaan dana yakni di ritel yang akan difokuskan membangun pusat distribusi, ke sektor keuangan melalui reksa dana syariah, atau ke properti yang saat ini untuk pembangunan Grand Zamzam Tower. Porsi masing-masing sekitar sepertiga.
Di akhir 2017, KS 212 menargetkan ada 50 unit 212 Mart dengan target pendapatan Rp 1,250 miliar. Secara umum, di akhir 2107 KS 212 menargetkan sejumlah hal yakni jumlah anggota bisa mencapai 70 ribu, komunitas 200 komunitas, simpanan minimal Rp 35 miliar, jumlah toko 212 Mart 50 unit, dan margin sisa hasil usaha minimal delapan persen. "Kami tidak bisa mencapai itu sendiri. Maka kita berusaha bersama," kata Juwaini.