EKBIS.CO, SOREANG -- Pengusaha tekstil di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, banyak yang beralih bisnis ke sektor apartemen dan hotel. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kabupaten Bandung, mengatakan alasannya yaitu karena produk-produk tekstil dalam negeri kalah bersaing dengan produk luar negeri yang harganya relatif lebih murah.
"Saya baru dengar dari temen-temen, pengusaha tekstil banyak bikin hotel dan apartemen. Kita kalah bersaing dari produk luar negeri seperti Cina yang lebih murah terus daripada nombok," ujar Ketua Kadin Kabupaten Bandung, Ferry Sandiyana saat dikonfirmasi, Selasa (25/7).
Dia pun mengomentari adanya kabar perusahaan di Kabupaten Bandung yang merumahkan para pekerjanya. Menurut dia, kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Kabupaten Bandung melainkan juga daerah lain seperti Bogor di mana pabrik-pabrik benang sudah tutup alias gulung tikar. "Jadi jangankan di Kabupaten Bandung, teman Kadin lain bercerita di Bogor, pabrik benang udah pada tutup termasuk di sektor perumahan yang menurun juga," ujarnya.
Ferry menyebut, daya beli masyarakat yang cenderung menurun menjadi salah satu penyebab bisnis di sektor perumahan dan lainnya menjadi menurun. Oleh karena itu, diperlukan aturan yang jelas yang mendukung pengusaha-pengusaha dalam negeri agar tidak kalah bersaing.
Dia berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang bisa menguntungkan pengusaha lokal seperti diberikan insentif atau dipertemukan dengan pembeli sehingga pengusaha pengusaha tetap bisa bertahan. Apabila pengusaha gulung tikar, kata dia, maka akan berdampak penutupan usahanya yang berarti akan menciptakan pengangguran bagi para pekerja. "Jokowi janji akan menekan pengangguran, kalau gini (merumahkan pekerja atau penutupan pabrik) pengangguran akan banyak," ujarnya.
Ferry mengatakan, pemerintah harus turun tangan mengatasi permasalahan pengusaha. Beberapa cara yang bisa dilakukan yakni melakukan proteksi, insentif, atau bahkan menetapkan pajak kepada produk luar negeri agar lebih menguntungkan produk lokal.