EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menginginkan koperasi dapat masuk ke semua sektor usaha sehingga mampu berkontribusi optimal dalam pembangunan.
Keinginan tersebut disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro saat memberikan anugerah Koperasi Penggerak Pembangunan kepada koperasi yang berhasil memberikan kontribusi bagi pembangunan di Indonesia di Gedung Bappenas, Jakarta, Senin (31/7).
"Itulah kenapa saya punya ide untuk membawa koperasi dalam tataran ekonomi yang lebih luas. Selama ini kan simpan pinjam dan distribusi, padahal kan seperti kisah sukses di Eropa, koperasi bisa masuk ke semua sektor usaha," ujar Bambang.
Bambang menuturkan, peran koperasi dalam arah pembangunan nasional adalah mewujudkan koperasi sebagai penggerak pembangunan yang berdaya saing dan berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan melalui peningkatan kontribusi ekspor koperasi dalam ekspor nasional, peningkatan partisipasi koperasi dalam pembangunan infrastruktur nasional, peningkatan peran koperasi dalam layanan keuangan, pengembangan pariwisata nasional, rantai produksi global, serta peningkatan sinergi koperasi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa).
"Makanya kami akan buat klasifikasi yang ekspor, infrastruktur, maupun simpan pinjam supaya ada diversifikasi. Ke depan mungkin nanti bisa tambahkan lagi, mungkin sektor pariwisata atau yang lain yang sudah bisa dimasuki oleh koperasi," kata Bambang.
Dalam peningkatan kontribusi ekspor, koperasi diharapkan mampu menghasilkan kualitas produk ekspor, jaminan ketersediaan produk, dan produk yang inovatif. Bambang mengapresiasi kepada koperasi yang telah melakukan ekspor, seperti Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan yang melakukan ekspor kopi, Koperasi Industri Kerajinan Rakyat Silungkang yang telah mengekspor produk kerajinan, dan koperasi Serba Usaha Jatirogo yang telah melakukan ekspor Gula Semut.
Pemerintah juga terus mendorong koperasi untuk berperan dalam pembangunan infrastruktur. Ia mencontohkan koperasi yang telah berperan dalam bidang infrastruktur yaitu Koperasi Warga Semen Gresik yang telah berkontribusi menjadi penyuplai material konstruksi bagi beberapa perusahaan konstruksi nasional.
Demikian juga, Koperasi Telekomunikasi Seluler (KISEL) yang memberikan pelayanan dalam membangun infrastruktur telekomunikasi.
Bambang menuturkan, koperasi perlu berperan lebih besar lagi dalam mendukung pertumbuhan layanan keuangan dengan pengelolaan yang profesional. Jumlah anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP) atau Unit Simpan Pinjam (USP) per 5 Juli 2017 adalah sebanyak 10,7 juta orang dengan modal usaha sebesar Rp 57,8 triliun.
"Ini akan menjadi bagian penting dalam percepatan peningkatan layanan keuangan," ujarnya.
Koperasi-koperasi yang telah memberikan layanan keuangan secara profesional diantaranya adalah Koperasi Kredit CU Lantang Tipo, Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia, KSP Syariah BMT Bina Ummat Sejahtera, dan Koperasi Kredit CU Obor Mas.
Secara khusus, Bambang juga mengapresiasi koperasi sekunder nasional dan koperasi sekunder provinsi yang telah berkontribusi dalam percepatan pembangunan nasional. Salah satu Koperasi sekunder nasional yaitu Kopelindo Infrastruktur telah berperan menjadi penyedia bahan konstruksi bagi beberapa perusahaan konstruksi nasional.
Sementara itu, Koperasi sekunder provinsi yaitu Pusat Koperasi Unit Desa telah berperan mendukung para petani dalam membangun pertanian di perdesaan.
"Ke depan, sektor pariwisata akan menjadi salah satu sektor penggerak perekonomian Indonesia. Peluang pengelolaan sektor pariwisata tersebut perlu ditangkap oleh koperasi sebagai bentuk pengembangan usaha, disamping untuk peningkatan perekonomian masyarakat setempat," ujar Bambang.