EKBIS.CO, JAKARTA -- Luas areal kebakaran hutan dan lahan yang ditangani oleh Manggala Agni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sampai 4 Agustus 2017 telah mencapai 4.485,88 hektare.
Luasan itu paling dominan terjadi di Sumatera Utara 1.104,13 Ha, Aceh 747,00 Ha, Riau 467,61 Ha, Jambi 110,25 Ha, Sumatera Selatan 542,35 Ha, Kalimantan Tengah 188,08 Ha, Kalimantan Barat 588,82 Ha, NTT 159,83 Ha, Sulawesi Utara 378,80 Ha, serta beberapa daerah lain di Indonesia.
Sejumlah daerah telah menetapkan Status Siaga Darurat untuk mengantisipasi karhutla. Provinsi Riau terhitung sejak 24 Januari 2017 telah menetapkan Status Siaga Darurat, dan diperpanjang dari 1 Mei sampai 30 November 2017. Status yang sama ditetapkan Provinsi Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Jambi terhitung sampai 31 Oktober 2017.
Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44 /0294 /2017 juga menetapkan Status Siaga Darurat Penanganan Bencana Asap Akibat Karhutla di Provinsi Kalimantan Selatan terhitung sampai 31 November 2017.
Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Djati Witjaksono Hadi, menyampaikan Kementerian LHK telah bersinergi dengan berbagai pihak melaksanakan upaya-upaya pencegahan karhutla, di antaranya dengan TNI, POLRI, BNPB, dan satgas-satgas provinsi. Djati mengatakan upaya pencegahan dilakukan untuk mencegah agar tidak muncul titik api dan menekan tingkat bahaya karhutla, utamanya di provinsi rawan di Sumatera dan Kalimantan.
"Upaya pencegahan karhutla yang telah dilaksanakan yaitu berupa peningkatan status kedaruratan, patroli terpadu, operasi udara yang meliputi patroli udara, water bombing, pembuatan hujan buatan/Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), dan operasi darat yang meliputi patroli mandiri dan pemadaman dini, " kata Djati, dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Ahad (6/8).
Upaya pemadaman karhutla dilakukan melalui operasi udara yang melibatkan 15 pesawat udara gabungan Kementerian LHK dan BNPB. Hingga Jumat (4/8), rekapitulasi total dukungan operasi udara dalam pengendalian karhutla, telah melakukan upaya water bombing sebanyak 32.71.900 liter air dan 74 juta ton garam untuk teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Water bombing dan hujan buatan dilakukan di Riau, Kalbar, Sumsel, Aceh. "Di Sumsel dari 8 Juni 5 Agustus 2017 telah dilakukan 50 penerbangan dan telah disemai 50 ton garam di wilayah Kab. Banyuasin, OKI, Ogan Ilir, PALI, Muara Enim, OKU Timur dan Kota Palembang," ujar Djati.
Pencegahan karhutla juga dilakukan melalui pembangunan fisik yang dikerjakan oleh para pihak di tujuh provinsi rawan karhutla berupa sekat kanal 21.036 unit, embung 2.581 unit,dan sumur bor 11.941 unit. Untuk membantu satgas karhutla, Masyarakat Peduli Api (MPA) dibentuk di desa rawan karhutla di 26 provinsi dengan jumlah anggota 9.963 orang atau 664 regu.
Selain itu, Djati mengatakan, petugas melakukan patroli mandiri dan sosialisasi di lokasi rawan karhutla. Jumlah desa sasaran patroli terpadu terdiri dari Sumut 15 desa, Riau 65 desa, Jambi 20 desa, Sumsel 50 desa, Kalbar 60 desa, Kalteng 55 desa, Kalsel 20 desa, Kaltim 15 desa.
Mulai 5 Agustus 2017 telah ditempatkan kembali 1 unit Helikopter Bell 412 di Lanud Supadio (Kalbar) untuk patroli udara dan early suppression di daerah yang tidak bisa terjangkau oleh petugas pemadaman darat. Beberapa helikopter juga disiagakan di Kalbar, Sumsel, dan Riau untuk operasi pemadaman dan patroli udara.
Berdasarkan laporan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian LHK, pada Sabtu, 5 Agustus 2017 per jam 20.00 WIB menunjukkan informasi titik panas dari Satelit NOAA per jam 20.00 WIB seluruh Indonesia masih ada 14 titik terdiri dari tiga titik di Kabupaten Sintang Kalbar, 2 titik di Kalsel, 1 titik di Kaltim, 2 titik di Kaltara, 3 titik di Lamongan Situbondo Jatim, dan 3 titik di Karangasem, Buleleng, Bali. Total hotspot 1 Januari 2017 5 Agustus 2017 adalah 1.340 lokasi.
Informasi hotspot dari Satelit TERRA AQUA (NASA) confidence level 80 persen per jam 20.00 WIB seluruh Indonesia ada 30 lokasi, berada di Kalbar (28 lokasi), Papua, dan Jawa Tengah. Total hotspot 1 Januari 2017 5 Agustus 2017 sebanyak 311 lokasi. Lalu, informasi hotspot dari Satelit TERRA AQUA (LAPAN) confidence level 30 - 79 persen per jam 20.00 WIB seluruh Indonesia ada 143 titik.
Pada hari sebelumnya, pantauan hotspot pada 4 Agustus 2017 pukul 20.00 WIB, Satelit NOAA19 menunjukkan 36 hotspot di seluruh wilayah Indonesia. Data satelit TERRA/AQUA (NASA) dengan confidence level 80 persen menunjukkan adanya 7 hotspot di seluruh wilayah Indonesia. Dan, data TERRA/AQUA (LAPAN) terdapat 55 hotspot di seluruh wilayah Indonesia.
Perbandingan total jumlah hotspot pada 1 Januari 5 Agustus 2017 berdasarkan Satelit NOAA sebanyak 1.340 titik, pada periode yang sama 2016 jumlah hotspot sebanyak 1.197 titik. Terdapat kenaikan jumlah hotspot sebanyak 143 titik atau 11,94 persen.
Sementara berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf. Level 80 persen sebanyak 311 titik, pada periode yang sama 2016 jumlah hotspot sebanyak 2.127 titik. Terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 1.816 titik atau 85,37 persen.