Selasa 15 Aug 2017 15:35 WIB

Investor Keluhkan Ketersediaan Energi di Indonesia

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Energi panas bumi. Ilustrasi.
Foto: greenfieldenergyco.com
Energi panas bumi. Ilustrasi.

EKBIS.CO, CIMAHI -- Direktur Perundingan ASEAN, Kementerian Perdagangan (Kemendag), Donna Gultom mengungkapkan terdapat beberapa permasalahan mendasar yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah dalam menghadapi persaingan ekonomi ASEAN. Salah satunya mengenai keluhan investor mengenai ketersediaan energi di Indonesia.

"Permasalahan fundamental yang sedang dikerjakan sekarang (oleh pemerintah) masalah infrastruktur fisik dan non fisik," ujarnya kepada wartawan seusai acara '50 tahun integrasi ekonomi ASEAN, manfaatnya bagi Indonesia' di Kota Cimahi, Selasa (15/8).

Menurutnya, selain masalah konektivitas yaitu pembangunan jalan, masalah lainnya seputar ketersediaan energi dimana harga gas dan listrik yang terlalu mahal. Saat ini, program Nawacita Presiden tengah berjalan menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut meski belum beres terselesaikan.

Ia menuturkan, masalah lain yang dikeluhkan investor adalah bunga bank yang masih tinggi diantara negara-negara ASEAN. Sehingga hal itu yang membuat Indonesia menjadi kalah bersaing. Selain itu, masalah keterampilan sumber daya manusia yang masih dikeluhkan industri.

"Kemampuan menyuplai SDM yang terampil sulit. Saya pikir kita butuh 3 tahun lagi untuk bisa merealisasikan (pembangunan infrastruktur)," ujar dia.

Dirinya menambahkan, jika permasalahan infrastruktur sudah mampu terpecahkan maka selanjutnya yang harus didorong adalah efisiensi usaha. Sehingga jika hal-hal tersebut bisa terselesaikan maka bisnis akan berjalan dengan baik di Indonesia.

Donna mengatakan saat ini di ASEAN, Indonesia masih berada di urutan ke empat. Dimana, seharusnya bisa berada diurutan atas yang lebih baik. "Saya pergi ke NTT mereka tidak punya pelabuhan ekspor mereka harus ke Jawa Timur jika akan mengekspor. Investor gak masuk kesana," ujar dia.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement