EKBIS.CO, BERLIN -- Administrator Air Berlin akan fokus menjual slot penerbangan dari dan ke Jerman. Hal ini berpotensi membuka pasar kepada para pemain baru.
Produksi Air Berlin awalnya adalah untuk membantu melindungi perkeonomian Lufthansa dan Jerman di tengah tingginya permintaan perjalanan dari maskapai bertarif rendah. Namun, Air Berlin mengumumkan kebangkrutannya pada Selasa (15/8). Sedangkan Lufthansa berusaha menopang posisinya sendiri melawan saingan Ryanair dan easyJet.
Beberapa pihak meragukan jika pemerintah Jerman akan membiarkan kematian perusahaan penerbangan kedua terbedar negara itu. Banyak yang menyoroti pemerintah akan memberi pinjaman kepada Air Berlin untuk mempertahankan pesawatnya terbang. Sementara perusahaan tersebut tengan melakukan negosiasi penjualan setelah pemegang saham Etihad mengatakan tidak akan memberikan dana lagi.
Menurut Kepala eksekutif Ryanair Michael O'Leary akan ada upaya lebih lanjut untuk membuat perusahaan bertahan. "Ketika Malev bangkrut, semua orang masuk. Tapi tidak ada celah untuk masuk ke sini (Air Berlin) karena mereka akan membiarkan maskapai terbang," ujarnya, mengacu pada kegagalan maskapai penerbangan Hungaria Malev pada 2012.
Berdasarkan data Flightglobal Schedule, secara keseluruhan, maskapai dengan biaya rendah hanya menyumbang 33 persen penerbangan dari Jerman, terhadap pangsa pasar sekitar 42 persen di Eropa secara keseluruhan dan 61 persen di Inggris.
Air Berlin juga tidak memiliki penguasaan [asar cukup besar di dunia internasional dengan 27 persen pasar untuk penerbangan domestik Jerman, sementara Lufthansa menguasai 68 persen. Kesempatan yang ditawarkan oleh Air Berlin ini telah memicu minat easyJet Inggris yang saat ini tengah dalam pembicaraan dengan pemerintah Jerman menegenai asetnya.
"Lufthansa dan easyJet akan sangat sesuai," ujar seorang sumber seperti dikutip Reuters.
Sementara itu, maskapai asal Jerman Thomas Cook Condor pada Rabu mengatakan, pihaknya siap memainkan peran aktif.