EKBIS.CO, JAKARTA -- Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menyatakan, teknologi digital merupakan tantangan baru bagi perbankan. Maka perbankan harus siap menghadapinya.
"Kita dihadapkan dengan tantangan baru, akan mengalami disrupsi besar sebab perbankan sekarang berhadapan dengan fintech (financial technology)," ujar Ketua Umum Perbanas Kartika Wirjoatmodjo di Jakarta, Kamis, (24/8). Ia menambahkan, satu sampai dua tahun ke depan pun telah diprediksi fintech dapat lebih besar dan mengambil sebagian pasar perbankan.
"Di Cina, sudah bermunculan Alibaba serta fintech lainnya seperti bank. Dengan begitu border antara bank dan fintech mulai blur," kata Kartika.
Regulator seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keungan, kata dia, kini juga sudah mulai menyusun regulasi bagi para pemain fintech. Pasalnya perkembangan fintech memang tidak bisa ditahan.
"Maka perbankan harus terus kembangkan teknologi digital agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan adanya generasi milenial, perubahan pun akan semakin cepat," tegasnya.
Pada kesempatan itu Kartika mengungkapkan, tantangan perbankan meliputi pula pertumbuhan ekonomi yang masih dalam pemulihan. Akibatnya, bisnis perbankan pun belum sepenuhnya lancar. Tercermin dari pertumbuhan kredit per Juli 2017 sekitar 7,6 persen jauh dari target.
"Kita berharap semua kembali ke level sehat. Khususnya pertumbuhan kredit," harap Kartika.
Rencananya, Perbanas akan kembali menggelar Indonesia Banking Expo (IBEX) pada 19 sampai 20 September mendatang. Bertempat di Jakarta Convention Center (JCC) Kali ini IBEX bertajuk 'Transformasi Industri Perbankan, Jawaban Terhadap Revolusi Teknologi Digital'.
"Intinya kita ingin membawa tema disrupsi digital untuk IBEX kali ini," ujar Ketua Steering Commitee IBEX 2017 Sis Apik Wijayanto. Ia menyatakan, target pengunjung IBEX 2017 minimal 3.000 selama dua hari.
"Untuk mendukung teknologi digital, pada IBEX kita tidak hanya undang bank umum dan BPD. Kita juga undang beberapa pelaku fintech," jelas Sis.