Jumat 25 Aug 2017 13:19 WIB

Peningkatan Impor Ganggu Industri Baja AS

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Pabrik Peleburan Baja
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pabrik Peleburan Baja

EKBIS.CO, WASHINGTON -- Eksekutif senior dari 25 perusahaan industri baja Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan surat kepada Presiden Donald Trump untuk melakukan pembatasan impor baja. Hal ini menyusul adanya kenaikan impor baja yang menguasai 28 persen pasar AS.

Dilansir Reuters, Jumat (25/8), dalam surat tersebut industri baja AS mendesak pemerintah untuk mengeluarkan regulasi pembatasan impor baja. Pembatasan impor ini harus segera dilakukan untuk meningkatkan utilisasi dan profitabilitas di pasar dalam negeri.

American Iron and Steel Institute (AISI) melaporkan, total impor baja AS sampai Juli 2017 naik 22 persen dari periode yang sama pada tahun lalu. Sampai Juni 2017 impor baja menguasai 30 persen pasar AS. Sebelumnya, Kementerian Perdagangan AS sedang melakukan penyelidikan anti dumping dan anti subsidi untuk produk baja dari Cina dan beberapa negara lainnya. Namun, penyelidikan tersebut berhenti dan impor baja kembali melonjak.

Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross rencananya akan mengumumkan rekomendasi baja pada akhir Juni 2017. Namun ditunda karena ada pertemuan tingkat tinggi G20 dan telah melakukan pembicaraan bilateral dengan Cina pada Juli 2017.

Presiden Asosiasi Produsen Baja AS Philip Bell mengatakan, industri baja AS khawatir keputusan kuota maupun tarif impor baja akan kembali mundur hingga bulan depan. Apabila Pemerintah AS tidak bertindak cepat maka akan mengancam keberlangsungan industri baja AS. Saat ini utilisasi kapasitas produsen baja AS sekitar 75 persen, karena produsen baja dari Korea Selatan dan Turki mengajukan permintaan kepada AS untuk menyerap kelebihan produksi mereka.

"Ini harus diputuskan dalam waktu dekat, dan kami berharap presiden bisa memahami itu," ujar Bell.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement