EKBIS.CO, JAKARTA -- Tahukah Anda, setidaknya ada 28 juta penduduk prasejahtera dimana 70 persen diantaranya adalah perempuan. Mayoritas mereka berada di daerah suburban dan aktif sebagai pelaku usaha kecil dan mikro.
Layaknya Mintarsih (43 tahun). Dia tinggal di salah satu desa tertinggal, yang jauh dari berbagai akses sumber daya. Tidak seperti di wilayah perkotaan yang mudah mendapatkan berbagai akses terhadap sumber daya, keterbatasan dan ketimpangan yang terjadi ini, membuat orang seperti Mintarsih tak mampu menikmati kemajuan yang terjadi di wilayah urban.
Sulitnya akses keuangan di perbankan formal misalnya, membuat Mintarsih tidak mampu hidup dengan keadaan ekonomi yang mapan bahkan merasa kesulitan untuk mencukupi berbagai kebutuhan keluarga sehari-hari. Hingga pada akhirnya, dia mendapatkan bantuan modal dari salah satu fintech yaitu Amartha. Menjadi mitra sejak 2015, total pembiayaan yang telah Mintarsih terima adalah sebesar Rp 6 juta. Dana tersebut lantas digunakan untuk memulai usaha warung kelontong dan juga memberikan suntikan modal pada usaha sang suami, yaitu ternak ikan air tawar.
Mintarsih yang tadinya hanya seorang ibu rumah tangga, akhirnya mampu mandiri dan berdaya, ikut membantu pemasukan ekonomi keluarga dengan usaha barunya yaitu membuka warung kelontong sederhana. “Bersyukur sekali, saya ikut Amartha jadi ada modal buat buka usaha, yang tadinya cuma ngandalin suami aja yang pas-pasan, sekarang bisa lebih terbantu sama usaha saya ini,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, baru-baru ini.
Dari usaha warungnya ini, setiap hari Mintarsih mampu memperoleh omzet Rp 200 ribu setiap harinya. Berarti dalam satu bulan dia mampu mengumpulkan Rp 6 juta. Keuntungan yang diperoleh, lantas dia putar untuk terus mengembangkan warung miliknya serta membantu usaha sang suami. Suaminya yang beternak aneka ikan air tawar, kini usahanya juga makin maju. Hal ini lantaran Mintarsih telah mengalokasikan beberapa rupiah untuk menambah jumlah ikan sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang lebih banyak. “Alhamdulillah lancar usaha saya, jadi bisa saya pakai juga buat bantu usaha suami saya. Sekarang saya bisa nabung juga-lah dikit-dikit buat anak sekolah," ujarnya.
Sebagai perusahaan P2P lending Indonesia pertama dengan visinya mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, hingga saat ini Amartha terus fokus untuk memberikan akses keuangan merata pada masyarakat di piramida terbawah. Khususnya mereka, masyarakat unbanked yang tidak mendapatkan akses keuangan formal melalui perbankan. Hingga saat ini, Amartha telah mengucurkan dana lebih dari Rp 107 miliar kepada lebih dari 41 ribu mitra di berbagai pelosok pedesaan yang tersebar di wilayah Pulau Jawa.