EKBIS.CO, JAKARTA -- Pembangunan kawasan hunian dan bisnis dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) yang melibatkan peran sarana kereta transportasi massal ringan (LRT) diharapkan mampu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi hingga 30 persen.
Selama ini, jumlah kendaraan keluar masuk Jakarta-Cikampek 571 ribu kendaraan perhari. Sedangkan Bogor menuju Jakarta dan sebaliknya mencapai 426 ribu kendaraan perhari. Jumlah itu belum termasuk Tangerang yang juga memberikan kontribusi atas terjadinya kemacetan lalu lintas di Jakarta. "Planning kami LRT akan kurangi penggunaan kendaraan pribadi antara 25 hingga 30 persen," kata Amrozi Hamidi, GM Department TOD and Hotel PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Fasilitas LRT tersebut akan berdekatan dengan kawasan pemukiman dan bisnis atau yang disebut sebagai LRT City Jaticempaka Gateway Park. Konsep TOD tersebut akan membentuk komintas masyarakat baru dan menarik minat tinggal di LRT city sehingga akan mengurangi transport pribadi. LRT City tersebut juga akan dilengkapi dengan fasilitas transportasi umum sebagai penunjang.
Termasuk menjalin kerjasama dengan Perusahaan Umum Pengangkut Penumpang Djakarta (PPD) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang akan berfungsi sebagai pengangkut penumpang dari dan ke stasiun LRT. Jalur LRT berada di sepanjang bahu jalan tol maupun jalan propinsi. Di titik yang telah ditentukan penumpang akan dibantu moda transportasi pendukung seperti shelter bus, sirkulasi penumpang hingga jam operasinya.
Pihaknya berharap LRT City akan menjadi pilihan tempat tinggal masyarakat, terutama kemudahan bagi konsumen terkait transportasi antara Bekasi Jakarta dan Bogor. Dengan sarana kereta api, ketepatan waktu menjadi jaminan LRT City. Saat ini pihaknya telah membangun LRT City di Ciracas, Bekasi dan Sentul." LRT dibangun sbg hunian terhubung antar moda ttansportasi," kata Budi Saddewo Soediro, Direktur Operasional II PT Adhi Karta (Persero) TBK, Sabtu (9/9).
Salah satu LRT City yang telah dipasarkan adalah apartemen LRT City Jaticempaka gateway Park. Apartemen LRT City yang berada diatas lahan 5,9 hektar ini dikembangkan dengan nilai investasi hingga Rp 1,9 Triliun dan sudah terjual sebanyak 90 persen. Selain apartemen, PT Adhi Karya juga membangun hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di beberapa proyek LRT City mereka.