EKBIS.CO, JAKARTA -- Berdasarkan hasil riset Campden Wealth dan bank investasi asal Swiss, UBS menunjukkan bahwa hanya 10 dari 262 keluarga kaya raya yang mengalami penurunan kekayaan pada 2016.
Dari riset tersebut, sebesar 74,2 persen keluarga yang memiliki kekayaan rata-rata 1,45 miliar dolar AS mengaku kekayaan mereka telah meningkat 22 persen. Sedangkan, keluarga lainnya mengaku tidak ada perubahan pada kekayaan mereka.
"Terlepas dari tantangan ekonomi, kekayaan besar terus dihasilkan di seluruh dunia," ujar Chief Executive Campden Wealth Dominic Samuelson dilansir The Guardian, Selasa (12/9).
Rata-rata tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi bisnis keluarga mencapai 7 persen. Samuelson mengatakan, bisnis keluarga yang dipelopori oleh Rockerfellers pada akhir abad ke-19 rata-rata menghasilkan keuntungan sebesar 0,3 persen pad 2015 ketika pasar keuangan mengalami gejolak.
Samuelson menambahkan, pertumbuhan kekayaan yang kuat pada 2016 sebagian besar disebabkan oleh boomingnya pasar ekuitas yang menghasilkan keuntungan rata-rata 27 persen. "Mereka (bisnis keluarga) adalah investor jangka panjang yang berani mengambil risiko, dan memilih strategi yang lebih likuid sehingga memberikan imbal hasil yang lebih baik," kata Samuelson.
Samuelson tidak dapat menyebutkan secara rinci berapa banyak uang yang dihasilkan oleh bisnis keluarga karena klausul kerahasiaan. Dalam riset tersebut, bisnis keluarga memiliki pengelolaan aset rata-rata 921 juta dolar AS, dengan kenaikan tahunan rata-rata 7 persen.
Menurut Samuelson, bisnis keluarga kini semakin populer di kalangan keluarga kaya raya. Diperkirakan terdapat sekitar lebih dari lima ribu kantor yang dikelola oleh keluarga di seluruh dunia.
Diperkirakan terdapat sekitar 5.300 kantor keluarga di Amerika Utara dan Eropa, diikuti oleh pertumbuhan yang cepat di Asia. Samuelson mengatakan, rata-rata gaji chief executive dalam lingkup kantor keluarga sebesar 367 ribu dolar AS meningkat 10 persen dari tahun sebelumnya.
Para petinggi perusahaan keluarga tersebut rata-rata mengumpulkan bonus sebesar 45 persen dari gaji pokok mereka. Sekitar 8 persen perusahaan keluarga dikelola oleh perempuan.
Dalam survei tersebut, kantor keluarga telah memberikan rata-rata 5,7 juta dolar AS untuk filantropi pada 2016. Amerika Utara tercatat memberikan filantropi paling banyak yakni 8,4 juta dolar AS, sedangkan negara-negara di Asia Pasifik menyumbangkan rata-rata 600 ribu dolar AS untuk filantropi.