Selasa 19 Sep 2017 00:17 WIB

Cerita Suamah Terbebas dari Rentenir dan Memulai Usaha Baru

Red: Dwi Murdaningsih
Suamah, mitra Amartha.
Foto: amartha
Suamah, mitra Amartha.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Hidup dengan segala keterbatasan mungkin membuat orang merasa tertekan, dan pada akhirnya menyerah. Namun, tidak halnya dengan Suamah, seorang petani asal Jasinga Bogor. Dia tidak pernah menyerah hingga akhirnya bisa mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik.

Sudah 25 tahun ia bekerja sebagai petani. Tempat tinggalnya yang jauh dari kota, membuatnya sulit untuk mendapatkan akses yang layak terhadap berbagai hal, seperti transportasi, kesehatan, dan fasilitas umum lain.

Lingkungan rumah Suamah pun dikelilingi oleh bentangan sawah yang sangat luas, serta sungai dan perkebunan warga. Sangat asri dan sejuk. Tak heran hampir seluruh warga berkerja di sektor pertanian karena lingkungan mereka sangat mendukung akan hal tersebut. Namun sayang, harga hasil pertaniannya masih sangat murah, terutama hasil tani palawijanya sehingga banyak warga yang masih hidup serba kekurangan. Tak berbeda dengan Suamah.

“Di jual ke pasar Jasinga, jauh dari sini. Harus jalan dulu 2 kilo lah terus baru naik angkot. Berat bawa-bawa singkong, ketela, talas. Harganya juga murah jadi cuma untung sedikit aja," ujar Suamah bercerita tentang usaha taninya.

Suamah bercerita bahwa ia dan suami sempat terlilit jeratan rentenir, karena berhutang untuk modal tani mereka. Hal tersebut adalah masa paling sulit dalam hidupnya. Dia sangat membutuhkan modal untuk usaha taninya, anak-anaknya pun juga harus makan dan sekolah. Sehingga, mau tidak mau ia berhutang kepada rentenir karena sulit untuk mendapatkan pinjaman ke perbankan konvensional.

Beruntung, di tahun 2015 ia bertemu dengan Amartha, salah satu fintek peer to peer lending pertama di Indonesia, yang melayani masyarakat unbanked seperti Suamah. Bersama Amartha, Suamah mulai semangat untuk membangun masa depan keluarga menjadi lebih baik. Ia mendapatkan suntikan modal Rp 1 Juta kala itu. Semuanya dia gunakan untuk mulai mengembangkan usaha taninya.

“Saya pas dapet bantuan dari Amartha, langsung mikir gimana caranya bisa hasilin duit lebih banyak. Nah saya coba aja buat olah singkong, ubi dan talas ini jadi opak, gethuk, combro, misro terus saya keliling. Alhamdulillah laku, pada suka dan kadang ada yang pesen kalau ada hajatan," kata Suamah tentang usaha barunya.

Berkat kecermatan dan kejeliannya melihat peluang usaha ini, Suamah berhasil lepas dari jeratan rentenir dan mendapat penghasilan lebih lewat usaha barunya. Amartha, masi tetap mendampingi Suamah hingga saat ini.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement