Kamis 21 Sep 2017 13:36 WIB

Lapangan BD Madura Sumbang Produksi Gas Nasional 100 MMSCFD

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Ladang migas, ilustrasi
Ladang migas, ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, Rabu (20/9) meresmikan Lapangan BD milik Husky-CNOOC Madura Limited (HCML). Peresmian ini menandai beroperasinya pengaliran gas pertama proyek yang berada di lepas Pantai Kabupaten Sampang, Madura.

Proyek ini telah memakan waktu 20 tahun sejak pertama kali gas ditemukan oleh HCML pada 1997. Arcandra mengapresiasi HCML dan seluruh pihak atas selesainya proyek ini.

"Selamat prestasinya untuk first gas lapangan BD. Ini sebuah milestone untuk produk (gas) kita, dengan (produksi puncak) 100 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 7.000 barel kondensat per hari. Produksi proyek ini turut berkontribusi pada peningkatan produksi migas nasional," ujar Arcandra saat meresmikan proyek di Floating Production Storage and Offloading (FPSO) Karapan Armada Sterling III, lepas pantai Kabupaten Sampang.

"Dulu tahun 70an, mulai dari discovery sampai keluar (gas) itu di bawah lima tahun. Rata-rata sekarang 10-15 tahun. Proses inefisiensi ini yang harus kita perbaiki. Di negara lain tidak sampai 5 tahun," kata Arcandra melalui keterangan tertulisnya yang diterima Republika, Kamis (21/9).

Proses bisnis yang lama, imbuh Wamen ESDM, memiliki konsekuensi dalam berbagai aspek, seperti biaya modal membengkak, biaya SDM ahli meningkat, biaya pemakaian peralatan tambah besar, target capaian produksi tak segera terealisasi, dan sebagainya. "Prinsipnya harus lebih efisien dan sejumlah perizinan yang menghambat kita pangkas," tambahnya.

Lapangan BD Madura merupakan bagian dari Wilayah Kerja (WK) Madura Strait, yaitu 65 kilometer sebelah timur Surabaya dan 16 kilometer sebelah selatan Pulau Madura. Komersial gas lapangan BD Madura sudah dimulai pada bulan Juli 2017 dengan periode produksi 13 tahun dan plateau 12 tahun. Lapangan BD Madura memiliki cadangan gas sebesar 442 miliar kaki kubik (BSCF).

Produksi gas sendiri dihasilkan dari 4 sumur dengan dry wellhead tower dengan kedalaman air 50 meter dan ditransportasi melalui pipa bawah laut menuju FPSO. Setelah itu, gas dikirim melalui pipa 16 inci sepanjang +52 km ke GMS (Gas Metering Station) milik HCML di Desa Semare, Pasuruan dan selanjutnya diserahkan kepada para pembeli gas Perusahaan Gas Negara dan PT Inti Alasindo Energy (IAE).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement