Sabtu 30 Sep 2017 14:39 WIB

UMKM Pempek Diimbau tak Pakai Bahan Berbahaya

Red: Andi Nur Aminah
Beragam pempek khas Palembang.
Foto: Antara
Beragam pempek khas Palembang.

EKBIS.CO, PALEMBANG -- Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKMO) kuliner khas pempek di Palembang diimbau tidak menggunakan bahan berbahaya bagi kesehatan untuk tujuan membuat panganan menjadi lebih tahan lama. Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda di Palembang, Sabtu (30/9) mengatakan, kesadaran ini harus dimiliki para pelaku UMKM karena tak berapa lama lagi kota ini akan menyambut kedatangan para turis dari mancanegara saat menghelat ASIAN GAMES XVIII tahun 2018.

"Tidak perlu menambahkan pengawet, pemutih dan pelembut. Buatlah pempek seperti biasa dan sealami mungkin. Jika disimpan maka paling lama itu dua sampai tiga hari saja. Kecuali untuk pengiriman karena sudah ada teknolgi vakum yang bisa tahan kurang lebih empat hari," kata Finda, sapaan akrab Fitrianti.

Ia mengatakan saat ini bisnis pempek demikian menggeliat di Palembang karena didorong maraknya kemudahan bertransaksi secara daring. Selain itu, setelah SEA GAMES XXV tahun 2011, Kota Palembang menjadi kota destinasi MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) sehingga kerap menjadi tuan rumah berbagai ajang nasional dan internasional.

"Dalam satu hari untuk sebuah acara bersifat nasional, bisa tujuh ton pempek yang di bawah para peserta pulang ke daerahnya masing-masing. Artinya ini suatu peluang yang luar biasa, tapi tetap dibarengi kualitas," kata dia.

Pemerintah Kota Palembang mendorong makanan khas daerah ini go internasional untuk mendorong kesejahteraan masyarakat melalui sektor UMKM.  Untuk itu, pemkot memfasilitasi pembentukan asosiasi pengusaha pempek sehingga bisnis ini dapat dikelola dengan baik dan profesional. Pemkot juga menjanjikan pembukaan akses modal bagi pengusaha kecil kuliner pempek ini.

"Selama ini hanya beberapa pengusaha pempek saja yang mampu memenuhi pesanan yang ada di luar negeri. Ke depan, melalui asosiasi akan dikelola lebih baik lagi sehingga bisa merangkul pengusaha lain," kata dia.

Sultan, pemilik Pempek Wawa mengatakan, asosiasi yang akan di bentuk sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan ekspor pempek. Anggota asosiasi akan berbagi tugas memproduksi jenis-jenis pempek yang akan dikirim ke negara tujuan.

"Apalagi jika sudah ada kontrak dengan negara luar, jika tidak bisa memenuhi permintaan jelas akan kena penalti. Jika berbagi tugas berapa ton pun pasti siap diproduksi," kata dia.

Dalam dua tahun terakhir bermunculan bisnis pempek online karena persoalan pengiriman sudah tidak menjadi masalah. Kuliner ini dapat dikemas dengan cara divakum sehingga dapat awet selama pengiriman. Salah satunya, bisnis pempek online PT Pos Indonesia yang bertumbuh pesat hingga tiga kali lipat. Hal itu sejak mulai diluncurkan pada 2012 yakni dari satu hingga dua ton per bulan menjadi tujuh hingga delapan ton per bulan pada 2016.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement