Rabu 11 Oct 2017 15:16 WIB

BKPM: Investor Menunggu Hasil Negosiasi Freeport

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Pusat Bantuan Hukum Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Riyanto menjelaskan bahwa para investor saat ini memang banyak melihat dan menunggu hasil perundingan antara pemerintah dengan Freeport. Berhasil atau tidaknya negoisasi yang sudah berlangsung lama ini kemudian dinilai investor sebagai salah satu nilai apakah berinvestasi di Indonesia terjamin atau tidak.

Riyanto menjelaskan investasi merupakan salah satu komponen pendorong perekonomian. Maka iklim investasi yang sehat, mudah dan menguntungkan menjadi salah satu indikator bagi investor apakah mau berinvestasi di Indonesia atau tidak.

"Kami harapkan negosiasi Freeport dengan pemerintah bisa hasilkan solusi terbaik. Keberhasilan negosiasi akan pengaruhi pandangan investor terkait iklim berusaha di Indonesia," ujar Riyanto, Rabu (11/10).

Riyanto menjelaskan kesepakatan yang bisa menghasilkan win win solution menjadi poin penting bagi negoisasi keberlangsungan kontrak tersebut. Kesepakatan yang menghasilkan win win solution bisa membuat para investor yang semula ragu ragu berinvestasi di Indonesia jadi semakin yakin.

Hal ini juga akan menaikan tingkat elektabilitas Indonesia di kancah pasar investasi. Saat ini kata Riyanto, Indonesia berada di peringkat 91 dari 189 negara. Indonesia juga naik dar peringkat 106 sebelumnya dengan predikat top performance dengan perbaikan indikator investasi yang dilakukan pemerintah beberapa waktu lalu.

"Deregulasi dan paket keijakan ekonomi terkait penanaman modal, diperlukan upaya peningkatan daya saing Indonesia. 31 agustus lalu ada percepatan kemudahan berusaha akan dibentuk satgas tingkat nasional, kementerian/lembaga, kab/kota untuk mengawal investasi," ujar Riyanto.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement