EKBIS.CO, PADANG -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menawarkan proyek pariwisata di destinasi prioritas senilai 2,9 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 39 triliun dengan nilai kurs Rp 13.500 per dolar AS dalam Regional Investment Forum (RIF) di Padang 15-17 Oktober 2017. Tiga destinasi prioritas tersebut adalah Danau Toba, Borobudur dan Tanjung Kelayang.
Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, tiga destinasi di antaranya telah memiliki proyek-proyek yang siap ditawarkan (ready to offer). "Di antaranya Danau Toba ada lima proyek dengan estimasi nilai proyek 2,3 miliar dolar AS, Borobudur 10 proyek senilai 562 juta dolar AS, serta Tanjung Kelayang dua proyek perhotelan senilai 60 juta dolar AS," ujar Thomas pada Regional Investment Forum di Padang, Senin (16/10).
Thomas mengatakan, pariwisata merupakan sektor yang tumbuh di level 35-40 persen, jauh di atas pertumbuhan investasi nasional yang per tahunnya hanya 12-14 persen. Meskipun porsinya terhadap produk domestik bruto (PDB) masih kecil, Thomas meyakini porsinya akan terus membesar.
Selain tiga destinasi yang ditawarkan, terdapat lima destinasi pariwisata lainnya yang juga memiliki prospek yang sangat positif. Dua di antaranya berada di Sumatra Barat, yaitu Kawasan Wisata Terpadu Gunung Padang dan Kawasan Wisata Bahari Pantai Mandeh.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan bahwa potensi devisa dari sektor pariwisata diperkirakan mencapai Rp 260 triliun. Artinya, sektor ini akan menjadi penghasil devisa terbesar bagi Indonesia di masa depan. "Menyiapkan atraksi, amenitas (sarana dan prasarana), dan aksesibilitas (3A) menjadi prioritas kami," ujarnya.
Arief mengatakan, investasi diperlukan bagi sektor pariwisata karena hal tersebut tidak hanya menunjukkan kepercayaan dunia usaha terhadap pertumbuhan yang dicapai oleh sektor pariwisata tetapi juga dapat menjadi game changer di tengah persaingan negara-negara untuk menarik wisatawan. Dari data BKPM, kontribusi pariwisata terus menunjukkan tren kenaikan yang positif. Pada 2013, kontribusinya tercatat 602 juta dolar AS atau berkontribusi sebesar 1,45 persen dari total investasi nasional. Pada semester I 2017, kontribusinya mencapai 929 juta dolar AS atau 3,67 persen dari total investasi nasional.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menyebutkan, prospek ekonomi makro yang kondusif dan stabil menjadi momentum yang tepat untuk mengundang para investor untuk berinvestasi di sektor yang mempunyai nilai tambah, termasuk sektor pariwisata. "Diharapkan hal ini dapat mendukung sustainabilitas ekonomi Indonesia ke depan," katanya.