Selasa 17 Oct 2017 21:40 WIB

Reksadana Syariah Tumbuh Signifikan

Rep: Binti Sholikah/ Red: Elba Damhuri
 Operator menujukkan website Reksadana Syariah Bareksa di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (11/4).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Operator menujukkan website Reksadana Syariah Bareksa di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (11/4).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Produk investasi reksadana syariah mengalami pertumbuhan cukup signifikan. Berdasarkan data statistik reksadana syariah dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan nilai aktiva bersih (NAB) reksadana syariah mencapai 38,25 persen (ytd) pada Agustus 2017 dibandingkan posisi Desember 2016.

Pertumbuhan tersebut di atas NAB reksadana konvensional yang naik 25,54 persen (ytd) pada periode yang sama. NAB reksadana syariah pada Desember 2016 tercatat sebesar Rp 14,91 triliun meningkat menjadi Rp 20,62 triliun pada Agustus 2017.

Di samping itu, jumlah produk reksadana syariah juga tercatat mengalami peningkatan dari 136 produk pada Desember 2016 menjadi 160 produk per Agustus 2017. Jika dibandingkan 2010, jumlah produk reksadana syariah hanya 48 produk, dan total NAB sebesar Rp 5,22 triliun.

Meski demikian, perkembangan reksadana syariah masih jauh jika dibandingkan dengan produk reksadana konvensional. Total NAB reksadana konvensional per Agustus 2017 tercatat sebesar Rp 406,54 triliun, naik 25,54 persen (ytd) dibandingkan Rp 323,83 triliun pada Desember 2016.

Jumlah produk reksadana konvensional per Agustus 2017 mencapai 1.469 produk. Artinya, pangsa pasar reksadana syariah hanya sekitar 5 persen dibandingkan total reksadana secara nasional.

Analis pasar modal, Satrio Utomo, mengatakan sebenarnya minat masyarakat untuk berinvestasi dalam produk syariah cukup tinggi. Apalagi, sekarang masyarakat sangat tertarik dengan kebarokahan dari investasi. "Itu membuat produk reksadana syariah diminati," kata Satrio saat dihubungi Republika, Selasa (17/10).

Selama ini, lanjut dia, rekam jejak kinerja reksadana syariah tergolong bagus bahkan mengalahkan reksadana konvensional. Selama ini produk reksadana syariah menarik karena return lebih tinggi. Dimana sektor konsumer yang merupakan tulang punggung saham-saham syariah perkembangannya bagus.

"Tapi saat ini sektor konsumer pertumbuhannya jelek sehingga kinerja reksadana syariah untuk mengalahkan reksadana konvensional agak berat," tambah Satrio.

Peningkatan kinerja tahun ini diperkirakan lebih mengarah pada perbaikan kinerja perbankan. Terdapat semacam usaha pemulihan ekonomi. Sehingga saham-saham perbankan kinerjanya mengalami peningkatan. "Produk konvensional akan naik signifikan karena bank-bank dalam kondisi kembali dari titik terpuruk," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement