EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Unilever Indonesia, Tbk membukukan penjualan bersih sebesar Rp 31,2 triliun per kuartal III 2017. Dengan peningkatan laba 10,1 persen.
Untuk kategori Foods and Refreshment perseroan mencatat penjualan sebesar Rp 10,1 triliun pada kuartal III tahun ini. Sedangkan di kategori Home and Personal Care, penjualannya mencapai Rp 21 triliun.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Hemant Bakshi mengatakan, tahun ini cukup menantang bagi industri customer goods. "Kami bersyukur di tengah situasi ini, Unilever Indonesia masih berhasil mencapai pertumbuhan positif," ujarnya dalam Paparan Publik, di kantornya, Rabu (1/11).
Ia menjelaskan, pertumbuhan itu dicapai berkat strategi berbasis sustainability atau menjalankan bisnis secara berkelanjutan. Baginya, perusahaan ingin menyentuh kehidupan masyarakat setiap harinya.
"Maka, kami ingin selalu memberikan manfaat. Tidak hanya secara ekonomi tapi juga sosial dan memberikan manfaat baik kepada lingkungan," jelas Hemant.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan, hal tersebut sejalan dengan strategi bisnis mereka yakni Sustainable Living Plan (USLP). USLP bertujuan terus menumbuhkan bisnis seraya mengurangi dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekaligus meningkatkan manfaat positif untuk masyarakat.
Hemant menyebutkan, strategi sustainability pada brand-brand Unilever terbukti berhasil mendorong pertumbuhan bisnis positif. "Beberapa contoh sustainable living brands yang sangat kuat di antaranya sabun Lifebuoy, pasta gigi Pepsodent, serta kecap Bango," tuturnya.
Perusahaan melalui Lifebuoy, kata dia, menargetkan bisa mengedukasi 100 juta orang sampai 2020 supaya hidup bersih dan sehat. Kini sudah 88 juta masyarakat di 16 provinsi teredukasi melalui program Cuci Tangan Pakai Sabun.
Selanjutnya, Hemant memaparkan, selama 21 tahun, Unilever telah mengedukasi masyakat mengenai kesehatan gigi dan mulut melalui brand Pepsodent. Sampai 2017, Pepsodent telah menjangkau hampir 14 juta anak di lebih dari 250 kota di Indonesia.
"Lalu melalui brand Bango, kami berkomitmen jalankan midi untuk memasok bahan baku dari sumber yang menjaga lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan para petani," jelas Hemant. Ia menambahkan, saat ini Bango membina 10.500 petani Malika.