EKBIS.CO, SURABAYA -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur (Jatim) menyatakan indeks harga konsumen (IHK) Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,02 persen. Dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok mengalami inflasi dan dua di antaranya mengalami deflasi.
"Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang mencapai 0,49 persen," kata Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Jatim Farihin di Kantor BPS Jatim, Surabaya, Rabu (1/11).
Kelompok lain yang mengalami inflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,38 persen. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau juga mengalami inflasi sebesar 10 persen.
Ada juga kelompok sandang yang mengalami inflasi sebesar 0,07 persen. Terakhir, kelompok yang juga mengalami inflasi adalah kelompok kesehatan.
"Sedangkan, kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,58 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen," ujar Farihin.
Tiga komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi di Jatim pada Oktober 2017 ialah beras, biaya sewa rumah dan biaya akademi atau perguruan tinggi. Sedangkan tiga komoditas utama yang yang menghambat terjadinya inflasi adalah bawang merah, daging ayam ras, dan bawang putih.
Dari delapan kota yang menghitung inflasi di Jawa Timur, lima di antaranya mengalami inflasi dan tiga lainnya mengalami deflasi pada Oktober 2017. Infalsi tertinggi terjadi di Kota Madiun, yaitu mencapai 0,14 persen. Di posisi kedua, Banyuwangi dengan inflasi sebesar 0,09 persen, disusul Surabaya 0,05 persen, Sumenep 0,03 persen, dan Malang 0,02 persen.
"Sedangkan kota yang mengalami deflasi adalah Probolinggo 0,17 persen, Jember 0,17 persen juga dan Kediri 0,12 persen," kata Farihin.
Situasi ini membuat laju inflasi tahun kalender Jawa Timur pada Oktober 2017 mencapai 3,07 persen. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan tahun kalender Oktober 2016 yang hanya sebesar 1,82 persen.
Sedangkan, laju inflasi tahun ke tahun (yoy) Jawa Timur pada Oktober 2017 mencapai 3,99 persen. Angka ini juga lebih tinggi dibanding Oktober 2016 yang hanya sebesar 2,74 persen.