EKBIS.CO, WASHINGTON -- Jutaan dokumen yang dinamakan Paradise Papers telah membongkar investasi sejumlah tokoh dunia, termasuk Sekretaris Perdagangan Amerika Serikat (AS) Wilbur Ross. Dalam dokumen tersebut, Ross disebut menjalin hubungan bisnis dengan perusahaan perkapalan, Navigator Holdings yang menjalin kerja sama dengan perusahaan gas Rusia, Sibur. Perusahaan gas ini dimiliki oleh menantu Presiden Rusia Vladamir Putin.
Menanggapi hal tersebut, Ross mengatakan telah melepaskan jabatannya di Navigator Holdings dan hanya menanamkan saham di perusahaan itu setelah diangkat menjadi sekretaris perdagangan oleh Presiden AS Donald Trump. Munculnya nama Ross dalam Paradise Papers menuai kritik dari beberapa media.
Ross dinilai gagal untuk mengungkapkan bahwa salah satu klien dari Navigator Holdings merupakan perusahaan gas yang dimiliki oleh lingkaran keluarga Putin. Ross mengatakan dalam beberapa wawancara media bahwa dia telah sepenuhnya mengungkapkan kepemilikannya di Navigator Holdings sebagai bagian dari persyaratan etika pemerintah.
"Ada pengungkapan, ada ketidakpantasan jika orang-orang menarik kesimpulan sendiri, karena surat kabar telah memutarbalikkan cerita dan membuatnya menjadi sesuatu yang sebenarnaya tidak ada disana," ujar Ross dilansir Reuters, Selasa (7/11).
Media Amerika Serikat menyatakan, Ross memiliki saham 31 persen di Navigator Holdings. Ross telah mengajukan laporan keterbukaan informasi publik sebanyak 57 halaman pada Desember 2016 sebelum diangkat sebagai sekretaris perdagangan AS. Dalam sidang konfirmasi yang digelar pada Januari 2017 lalu, pihak Navigator Holdings tidak hadir. Pada sidang tersebut, Ross mengatakan bahwa tidak ada kasus pengiriman laut yang diatur oleh Departemen Perdagangan. Menurutnya, pengiriman melalui jalur laut diatur oleh Komisi Maritim Federal yang merupakan lembaga independen.
Sementara itu, angota Partai Demokrat di Komite Perdagangan Senat AS, Richard Blumenthal mengatakan, Ross telah menipu publik dan juga anggota parlemen. Oleh karena itu dia meminta agar dilakukan penyelidikan dan dengar pendapat.
"Jika dia (Ross) gagal memberikan penjelasan, maka dia harus mengundurkan diri," kata Blumenthal.
Keterbukaan terhadap hubungan antara pejabat Pemerintah Rusia dan AS semakin memanas seiring dengan penyelidiakan atas tuduhan badan intelijen AS yang menyebutkan bahwa, Rusia telah mencampuri kampanye pemilihan presiden AS. Sampai berita ini diturunkan, pihak Navigator Holdings tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.