REPUBLIKA.CO.ID MATARAM -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (JTBN) melakukan penandatanganan komitmen kerja sama dan surat perjanjian jual beli tenaga listrik (SPJBTL) dengan pelanggan-pelanggan besar di wilayah Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Penandatanganan jual beli dilakukan oleh masing-masing general manager dan disaksikan Direktur Bisnis Regional JTBN, Djoko R Abumanan, di Senggigi, Lombok Barat, Selasa (7/11).
Menurut Djoko, ada 10 pelanggan potensial Jawa Timur, NTB, dan NTT yang siap menggunakan listrik PLN dengan total daya 129 megavolt ampere (MVA). Khusus PLN Distribusi Jawa Timur telah meneken komitmen kerja sama dan SPJBTL dengan lima pelanggan potensial.
Yaitu Kawasan Industri Probolinggo, PT Wilmar Nabati Indonesia, PT Aplus Pasific, PT Meta Adhya Tirta Umbulan, dan PT Megah. Industri Probolinggo, Wilmar, dan Aplus berada di Gresik, sedangkan Meta dan Megah berlokasi di Pasuruan. Mereka akan menggunakan listrik sebesar 107,4 MVA.
PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat meneken kontrak jual beli listrik dengan empat pelanggan potensial sektor tambak, kesehatan, dan pendidikan dengan total daya mencapai 1,7 MVA. Pelanggan tersebut, di antaranya Rumah Sakit Umum Kota Mataram dan Politeknik Pariwisata Lombok yang berada di Kota Mataram. Perusahaan lainnya adalah PT Rhaee Royal Vannanei di Sumbawa, serta UD Sulindo Persada yang berada di daerah Bima.
Di Wilayah Nusa Tenggara Timur, jelas Djoko, PLN menandatangani kerja sama dengan PT Gulf Mangan yang bergerak di industri smelter dengan rencana pemasangan baru sebesar 20 MVA. Ini membuktikan program listrik 35 ribu MW mulai dirasakan hasilnya.
Sistem kelistrikan, khususnya di Nusa Tenggara, saat ini bahkan surplus. Listrik mulai diserap. “Hari ini kita tanda tangan SPJBTL, khususnya dengan pelanggan bisnis dan industri. Harapannya ini dapat berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di masyarakat," ungkap Djoko.
Menurut Djoko, ketersediaan daya listrik, khususnya di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sudah surplus. Di Jawa Timur memiliki cadangan daya 2.063 megawatt (MW) dengan beban puncak 5.197 MW. Cadangan daya listrik di Bali sebesar 512 MW dengan beban puncak 773 MW. NTB juga memiliki cadangan daya sebesar 74,01 MW, dengan beban puncak sebesar 351,48 MW. Khusus di NTT, cadangan dayanya 36, 95 MW dengan beban puncak 152,57 MW.
Ketersediaan daya tersebut, jelas Djoko, merupakan komitmen PLN untuk terus mendukung ketersediaan listrik di seluruh Indonesia. Ketersediaan ini diharapkan mampu mendorong munculnya industri dan usaha-usaha baru di daerah yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
PLN juga memberikan bantuan trafo edukasi kepada Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Trafo ini dapat membantu proses pembelajaran di universitas tersebut.