EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Marga Harjaya Infrastruktur (Astra Infra Toll Road) memiliki target yang harus dicapai pada 2020. Direktur Utama Marga Harjaya Infrastruktur (Astra Infra Toll Road) Wiwik D Santoso mengatakan pada tahun tersebut, target kepemilikan tol Astra Infra harus sepanjang 500 kilometer.
Dia mengatakan untuk memenuhi target tersebut makan Astra Infra akan melakukan berbagai cara untuk melebarkan lini bisnis infrastrukturnya. "Tentu ini (upaya memenuhi target) harus kita sesuaikan dengan bisnis kami dan juga pilihan tol mana yang terbaik," kata Wiwik dalam acara media gathering, Rabu (8/11).
Dari keseluruhan target tersebut, Wiwik menuturkan Astra Infra sudah memiliki hal konsesi jalan tol sepanjang 353 kilometer ini. Sehingga selanjutnya, untuk mencapai target tersebut masih ada sekitar 150 kilometer lagi yang harus dimiliki Astra Infra hingga 2020.
Meksipun begitu Wiwik belum bisa memprediksi tol mana lagi yang akan diakuisisi lepemilikan sahamnya. Hanya saja apapun itu, dia memastikan pertimbangan untuk membeli saham tol harus sesuai dengan peningkatan bisnis Astra Infra.
Seperti halnya Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang belum lama diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Wiwik mengatakan pihaknya belum mengetahui tertarik atau tidak untuk membeli sahamnya.
"Kami sebenarnya belum bisa merencanakan untuk Tol Becakayu. Minat-minat saja tapi kita lihat dulu karena kalau mau investasi seperti jodoh-jodohan," kata Wiwik.
Wiwik memastikan hingga saat ini juga belum ada surat tawaran dari PT Waskita Karya (Persero) yang rencananya akan menjual sejumlah tolnya. Dia mengatakan jika surat tawaran dari Waskita masuk maka Astra Infra baru mempertimbangkanya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Astra Infra Irawan Santoso mengatakan saat ini sudah memiliki aset pada enam jalan tol. Tol tersebut seperti Tangerang-Merak (79,3 persen), Jombang-Mojokerto (100 persen), Kunciran-Serpong (40 persen), Semarang-Solo (40 persen), Serpong-Balaraja (25 persen), dan Cikopo-Palimanan (45 persen).
Dengan begitu, lanjut Irawan, Astra Infra merupakan pemegang saham secara langsung dan tidak langsung pada enam Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). "Kemungkinan Astra Infra menjadi salah satu perusahaan swasta terbesar dari sisi jumlah panjang tol yang dimiliki," ungkap Irawan.