EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri ESDM Republik Indonesia Ignasius Jonan dan Dewan Energi Pemerintah Cina, Nurbakri melakukan kesepakatan antardua negara untuk bisa meningkatkan kerja sama di bidang energi. Jonan mengatakan selama ini antara Indonesia dan Cina sudah banyak bidang yang dikerja samakan, namun memang dalam bidang energi masih banyak sektor yang berpotensi untuk dikembangkan bersama kedepan.
Menurut Jonan, salah satunya adalah sektor litrik dan energi baru terbarukan (EBT). Jonan berharap Cina bisa ikut serta dalam pengembangan energi listrik ramah lingkungan ini agar kedua negara bisa mencapai bauran energi yang maksimal.
"Kami berharap perusahaan cina lebih aktif berinvestasi. Kami akan memperbaiki peraturan agar bisa saling menguntungkan kedua belah pihak," ujarnya di Jakarta Senin (13/11).
Jonan menuturkan, selama ini Cina ikut berinvestasi dalam proyek pembangkit listrik 35 ribu MW. Ia menjelsakan, keterlibatan Cina dalam megaproyek pembangkit listrik ini dilakukan dalam dua skema yaitu: EPC (Enginering, Procurement, and Construction) sebesar 3 persen dan IPP (Independent Power Producer) 36 persen dari total keseluruhan.
Selain itu, Cina juga terlibat proyek pembangkit diluar proyek 35 ribu MW seperti LTU Banten I, PLTU Banten II, PLTU Banten III, PLTU I Jawa Barat, PLTU II Jawa Barat, PLTU I Jawa Tengah, dan beberapa PLTU besar lainnya di wilayah Indonesia.
Meski begitu, Jonan menilai, Indonesia dan Cina bisa mengembangkan kerjasama dalam bidang EBT kedepan. Sebab menurut dia, hal ini sangat prospek dan merupakan cita cita bersama untuk bisa mendukung kampanye dunia tentang energi yang ramah lingkungan.
"Terus terang saya setahun terakhir ini tidak melihat aktivitas besar perusahaan china di bidang EBT. kebanyakan negara Eropa, Amerika dan Jepang. Nah, oleh karena itu kami sangat mendorong. karena kami punya target bauran energi mix EBT di pembangkit listrik dan kendaraan 23 persen pada 2025 mendatang," ujar Jonan.