EKBIS.CO, PARIS -- Paris akan menjadi markas Otoritas Perbankan Eropa (EBA) pasca keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Di sisi lain, Amsterdam juga berhasil menjadi markas bagi Badan Obat Eropa (EMA).
Dilansir BBC, Selasa (21/11), Paris terpilih menjadi marka EBA setelah melalui pemungutan suara tiga putaran. EMA dan EBA mempekerjakan sekitar 1.000 orang di London.
Para menteri dari 27 negara Uni Eropa (UE) masih akan berada dalam blok setelah Inggris yang meninggalkan UE (Brexit) pada 2019 mendatang juga sempat ikut dalam voting itu. Sekitar 16 kota menawarkan diri untuk jadi markas EMA dan delapan kota maju untuk dipiliha menjadi markas EBA.
Dalam voting putaran akhir, tersisa Paris dan Dublin. Frankfurt yang telah menjadi markas Bank Sentral Eropa (ECB) sudah kalah di putaran awal.
EMA terbilang lebih menarik ketimbang EBA karena kota yang menjadi markas EMA akan jadi pusat industri obat dan kesehatan di Eropa. Italia juga harus tersingkir setelah Amsterdam memenangkan kesempatan menjadi markas EMA.
''Rasanya seperti kalah final sepak bola dengan adu penalti,'' kata Menteri Italia untuk UE Sandro Gozi.
Direktur Asosiasi BioIndustri Inggris Steve Bates mengatakan, dunia usaha butuh kepastian. Cara terbaiknya adalah dengan kesepakatan sesegera mungkin dan tetap berkoordinasi soal regulasi.
''Kita harus memastikan Brexit tidak mengganggu pasokan obat-obatan penting bagi jutaan keluarga di UE dan Inggris,'' kata Bates.
Slovakia juga berusaha keras untuk jadi markas EMA ke Bratisalva. Setelah gagal untuk itu, Slovakia akan meminta dukungan Eropa untuk bisa maauk dalam pemangku kebijakan zona Eropa.