Rabu 22 Nov 2017 09:59 WIB

Kementan Klaim Lampung Swasembada Padi dan Jagung

Red: Dwi Murdaningsih
Jagung putih
Foto: balitbangtan kementan
Jagung putih

EKBIS.CO, BANDARLAMPUNG -- Kementerian Pertanian mengatakan bahwa Provinsi Lampung mencapai swasembada padi dan jagung pada 2017. Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Justan Riduan Siahaan mengatakan padi Lampung surplus 1,2 juta ton sedangkan jagung mampu melampau target 2 juta ton yakni 2,4 juta ton.

"Kami yakin surplus pangan di Lampung berlanjut karena kebijakan nol impor jagung dan penambahan areal luas lahan sawah," kata dia, Rabu (22/11).

Hal itu, lanjutnya, menjadi pertimbangan pemerintah pusat menaikkan anggaran untuk Lampung agar sesuai dengan target yang dibebankan. Menurutnya, keberhasilan swasembada jagung merupakan capaian penting Pemerintah Provinsi Lampung, mengingat produksi jagung tertinggi Lampung tercapai pada 2008 di angka 2 juta ton.

Justan yang juga penanggungjawab Upaya Khusus Padi Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) Lampung itu, menilai kolaborasi petani, lembaga petani, Pemerintah Provinsi Lampung, dan pemangku kepentingan lain solid dalam mewujudkan salah satu Nawa Cita Presiden Joko Widodo yakni kedaulatan pangan.

Ia menjelaskan, produksi padi Lampung pada 2016 menurut Badan Pusat Statistik (BPS) yakni 4,02 juta ton dan naik menjadi 4,32 juta pada 2017. Capaian itu membuat Lampung sebagai provinsi ketujuh penghasil padi nasional dengan kontribusi 5,33 persen. Sedangkan produksi jagung di 2016 mencapai 1,72 juta dan melonjak menjadi 2,4 juta ton pada 2017, sekaligus menempatkan Lampung di posisi tiga produsen jagung nasional dengan kontribusi 8,59 persen.

Atas capaian itu, Justan Siahaan meminta Pemprov Lampung mengitervensi keseimbangan lahan jagung, padi, dan kedelai.

"Jangan sampai lahan padi dikonversi menjadi jagung. Harus dicari lahan baru. Kalau perlu, sekeliling makam di kampung-kampung bisa ditanam jagung, seperti yang dilakukan di Pulau Jawa," kata Justan.

Justan menjelaskan pekerjaan rumah Pemerintah Provinsi Lampung di bidang pangan, tinggal mencapai swasembada kedelai. Pemerintah pusat menargetkan swasembada kedelai tercapai pada 2020.

Dia mengapresiasi terobosan Gubernur Lampung Ridho Ficardo yang menggandeng Bank BNI menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) mikro kedelai dalam upaya mengejar produksi 50 ribu hektare tanaman kedelai di Provinsi Lampung.

Atas masalah harga kedelai, Justan mengatakan pemerintah tengah menggodok harga pokok pembelian kedelai agar tercapai swasembada pangan.

"Selama ini yang jadi pesaing kita Amerika Serikat. Dulu kita tak berani kotak-katik ini. Namun dengan tercapainya swasembada padi dan jagung, kita bisa bilang juga akan swasembada kedelai. Sekarang kita berani beradu kebijakan dengan bilang bisa tanam sendiri tanpa impor," kata dia.

Gubernur Lampung M Ridho mengatakan bahwa pembangunan pertanian, merupakan satu dari tiga program strategis bersama industri dan pariwisata.

"Dukungan pemerintah terhadap pertanian melalui perbaikan jaringan irigasi yang tahun ini ditargetkan mantap 90 persen. Walau berat, kita berkomitmen mendukung target pemerintah menjadikan Lampung pendukung utama kedaulatan pangan nasional," kata Ridho.

Ia optimistis Lampung juga mampu mewujudkan swasembada kedelai, sepanjang pemerintah pusat membuat kebijakan seperti jagung yakni nol impor kedelai.

"Permasalahan kedelai, harganya masih lebih murah impor. Padahal produsen lebih suka kedelai lokal. Ini yang harus kita bicarakan bersama, bagaimana menaikkan produksi kedelai dan menaikkan harga agar petani bergairah," kata Ridho.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement