EKBIS.CO, JAKARTA -- Survei Nielsen Ad Intel menunjukkan pertumbuhan belanja iklan sepanjang Januari-September 2017. Angkanya memperlihatkan pergerakan yang positif dengan nilai pertumbuhan sebesar 8 persen.
Dengan angka pertumbuhan tersebut, total belanja iklan di televisi dan media cetak mencapai Rp 107,7 triliun. Sementara pertumbuhan belanja iklan di kuartal III 2017 saja naik hingga 16 persen dibandingkan kuartal III 2016.
Pada periode Januari-September 2017, semua sektor Fast Moving Consumer Goods (FMCG) atau barang konsumsi cepat habis meraih pertumbuhan yang positif. Sedangkan untuk sektor non-FMCG, sektor Telekomunikasi dan Properti mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi masing-masing sebesar 35 persen dan 65 persen.
Sementara dilihat berdasarkan kategori produk, Pemerintahan dan Organisasi Politik masih menjadi pengiklan terbesar dengan nilai belanja iklan Rp 5,4 triliun. Disusul oleh Produk Perawatan Rambut dengan total belanja iklan Rp 5 triliun dan pertumbuhan sebesar 16 persen.
Pengiklan terbesar ketiga adalah Peralatan dan Jasa Telekomunikasi dengan total belanja iklan sebesar Rp 4,7 triliun dan mengalami pertumbuhan 33 persen dibandingkan dengan Januari-September 2016. Kategori Layanan Online berada di peringkat ke lima setelah Produk Perawatan Wajah dengan nilai belanja iklan mencapai Rp 3,9 triliun dan pertumbuhan belanja iklan paling besar yaitu tumbuh hingga 49 persen dibandingkan 2016.
Sementara itu merek-merek dengan belanja iklan tertinggi di sepanjang Januari-September 2017 adalah pendatang baru Meikarta dengan nilai belanja iklan mencapai Rp 1,2 triliun. Disusul oleh Traveloka dengan total belanja iklan sebesar Rp 871,6 miliar yang tumbuh sebesar 82 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Di peringkat ke tiga pengiklan terbesar adalah Indomie dengan total belanja iklan sebesar Rp 767,2 miliar.
Dari kategori Peralatan Telekomunikasi, Vivo Smartphone masuk dalam daftar pengiklan terbesar di urutan ke empat dengan total belanja iklan mencapai Rp 571,5 miliar dan tumbuh hingga 60 kali lipat. Samsung Smartphone meningkatkan belanja iklannya sebesar 121 persen dan berada di urutan ke lima dengan nilai Rp 564,1 miliar.
Executive Director, Head of Media Business, Nielsen Indonesia, Hellen Katherina, mengatakan kontributor utama untuk pertumbuhan belanja iklan masih dari media TV yang menyumbang 80 persen dari total nilai belanja iklan, meskipun pertumbuhannya melambat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 12 persen.
"Perlu diingat bahwa nilai belanja iklan TV yang kami laporkan selama ini hanya memperhitungkan iklan-iklan yang tayang di jeda iklan. Sementara itu, ada bentuk iklan TV lain yang masih belum dimasukkan dalam pelaporan. Jadi masih ada aktivitas iklan di TV yang belum terkuantifikasi nilainya," kata Hellen Katherina, melalui siaran pers, Rabu (22/11).
Saat ini, selain di jeda iklan, pemilik merek bisa mengkomunikasikan produknya ketika suatu program sedang ditayangkan. Format iklan TV ini terdiri dari berbagai macam bentuk seperti Running Text, Product Placement, Template, Squeze Frame, Built-In, dan lain-lain. Sejak Mei 2017 Nielsen telah memonitor iklan dalam format-format ini secara 24 jam di 15 stasiun TV nasional.