Sabtu 25 Nov 2017 17:10 WIB

Balitbangtan Siapkan Teknologi Diversifikasi Karbohidrat

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Kepala Balitbangtan Muhammad Syakir (kanan) menerima bingkisan dari Ketua Panitia AIF 2017 Muhammad Prama Yufdy usai membuka Agro Inovasi Fair 2017 di Botani Square, Bogor, pada Sabtu (25/11).
Foto: republika/fuji pratiwi
Kepala Balitbangtan Muhammad Syakir (kanan) menerima bingkisan dari Ketua Panitia AIF 2017 Muhammad Prama Yufdy usai membuka Agro Inovasi Fair 2017 di Botani Square, Bogor, pada Sabtu (25/11).

EKBIS.CO, BOGOR -- Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian menyiapkan teknologi produksi kedelai dan diversifikasi sumber karbohidrat. Kepala Balitbang Pertanian Muhammad Syakir mengatakan, dua tahun ini Indonesia sudah tidak mengimpor beras, bawang merah, dan cabai segar, bahkan sudah bisa mengekspor.

Untuk kedelai, Indonesia sudah memiliki varietas unggul. Ke depan juga akan ada sinkronisasi lahan perkebunan dengan pangan agar tidak ada dikotomi.

''Kita sudah punya varietas tanaman naungan padi, jagung, dan keledai. Kedelai dalam dua tahun lagi insya Allah produksinya bisa bagus,'' ungkap Syakir usai membuka Agro Inovasi Fair (AIF) 2017 di Botani Square, Bogor, Sabtu (25/11).

Ke depan, pangan karbohidrat juga tidak hanya bertumpu pada beras dan harus didiversifikasi. Maka biodiversitas anat penting. Hampir semua tepung sudah dikuasai teknologinya kecuali tepung kentang yang masih impor. Paling lambat 2018 teknologi tepung kentang harus sudah ada.

Inovasinya sendiri sudah ada, hanya belum konsentrasi ke kentang. Perkebunannya tersebar di Jawa Tengah, Medan, dan Sulsel. ''Kebutuhan teknologi pangan sudah kami siapkan,'' ucap Syakir.

Kementan juga mengembangkan sorgum di beberapa daerah potensial termasuk NTT. Bioindustri berhasil di sana. ''Tentu harus sabar, pagi dan jagung sudah. Tidak lama lagi kedelai. Perlahan akan diselesaikan, tentu bertahap,'' kata Syakir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement