EKBIS.CO, JAKARTA -- Dua produk reksadana syariah dari Paytren Asset Management (PAM) telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Produk tersebut yakni reksadana saham syariah dan reksadana pasar uang syariah. Keduanya dinilai memiliki prospek yang bagus di masa mendatang.
Ketua Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB), Jaenal Effendi, mengatakan, produk reksadana dari Paytren Asset Management punya prospek yang bagus dan cerah. Sebab, sebelumnya Paytren telah beroperasi dari sisi finansial yang lain. Bahkan, Paytren sudah tersebar di beberapa negara lain.
"Ini sebagai modal bagi Paytren untuk mengembangkan pasar di financial transaction melaui pasar modal," ujar Jaenal, Jumat (1/12).
Jaenal memandang, nasabah potensial berasal yang ada dari nasabah loyalis Paytren yang selama ini sudah memanfaatkan jasanya. Selain itu, selama ini Paytren terkenal dengan ikon personal Ustaz Yusuf Mansyur yang cukup dekat dengan masyarakat Muslim di Indonesia.
Calon nasabah merasa yakin jika ingin menginvestasikan dananya di reksadana PAM. Calon nasabah akan merasa nyama dibandingkan memilih manajer investasi lain yang tidak dikenal.
"Paytren Asset Management sangat diuntungkan, calon nasabah menginvestasikan dananya akan jelas ini ikon pengelola Ustaz Yusuf Mansyur, sehingga memiliki prospek yang cerah ke depan," imbuhnya.
Dengan potensi tersebut, Jaenal memperkirakan peminat kedua produk reksadana tersebut cukup banyak. Di samping, sosok Ustaz Yusuf Mansyur yang juga cakap dalam menggaet nasabah-nasabah baru selain nasabah loyalis. Meski demikian, Jaenal mewanti-wanti agar Paytren juga tetap berhati-hati dalam memilih nasabah maupun mengelola aset nasabah.
Di sisi lain, Jaenal menilai perkembangan industri pasar modal secara umum dari sisi manajer investasi sangat diuntungkan oleh perkembangan dunia bisnis dan keuangan yang ada, khususnya di Indonesia. Industri pasar modal terutama didorong oleh sukuk korporasi yang mendomiasi, sementara sukuk ritel masih tertinggal.
Sukuk ritel dinilai menjadi generator bagi tumbuhnya lembaga aset manajemen yang ada di Indonesia. Hal itu juga didukung pemahaman masyarakat yang sudah mulai sadar mengenai lembaga keuangan di pasar modal yang cukup aman.
Investasi di reksadana dianggap tidak mengenal rugi. Keutungan lainnya, masyarakat Indonesia ekonominya sudah masuk kelompok menengah.
Meski demikian, edukasi dan sosialisasi dianggap masih perlu digencarkan. Sebab, literasi pasar modal syariah di Indonesia hanya 0,02 persen berdasarkan survei OJK pada 2016. "Kalau edukasi dan sosialisasi terus digenjot OJK, maka masyarakat akan semakin paham menginvestasikan dananya ke instrumen yang aman," kata Jaenal.