EKBIS.CO, BANDUNG -- Indonesia harus menjadi bangsa investor, bukan hanya menerima investasi. Sehingga, seluruh nilai tambah dan kendali bisnis berada di tangan anak bangsa, bukan pihak asing.
Namun, menurut Founder sekaligis Owner Paytren Ustaz Yusuf Mansur, pihaknya tidak mengecilkan arti unicorn yang mampu menyerap investasi miliaran dolar Amerika Serikat (AS) dari investor asing.
"Alangkah lebih baiknya jika anak bangsa yang menjadi investor di unicorn-unicorn tersebut. Pada dasarnya kita mampu, asalkan mau berkolaborasi," ujar Yusuf pada Penyerahan Xpander Pertama Gebyar 1.000 Xpander Paytren, Senin (14/10).
Oleh karena itu, kata Yusuf, cita-cita Paytren ke depan adalah bisa membeli unicorn. Paytren ingin mengurangi dominasi asing dalam kepemilihan saham pada unicorn-unicorn kebanggan Indonesia.
Namun, kata Yusuf, bukan berarti dirinya langsung menolak jika ada investor yang akan masuk. Asalkan, dalam investasi tersebut ada unsur kesetaraan dan benefit bagi penerima investasi, bangsa, dan negara. "Kunci pentingnya adalah kesetaraan," katanya.
Yusuf menilai, iklim startup di Indonesia, termasuk financial technology (fintech) cukup kodusif. Potensi pasarnya juga sangat besat, bukan hanya karena jumlah populasi yang sangat besar.
"Di Indonesia ini startup, seperti fintech, masih virgin. Masih baru banget. Kuenya masih besar," katanya.
Menurutnya, yang membuat banyak investor asing tertarik dan menanamkan modalnya di startup-startup Indonesia. Besarnya potensi pasar tersebut, juga harus dimaksimalkan oleh pelaku usaha lokal.
"Makanya saya selalu cerewet. Yuk, belajar fintech, digital payment, internet of think, e-commerce. Kenapa? Agar yang menikmati pasar ini bukan hanya orang-orang asing, tapi bangsa sendiri," kata Yusuf.
Pada kesempatan tersebut Paytren memberikan Xpander kepada salah satu leader dari TreniNet Community. Pemberian mobil tersebut, menurut dia, menjadi bentuk penghargaan bagi salah satu leader berprestasinya.