EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi sebesar 0,2 persen pada November 2017 dibandingkan bulan sebelumnya. Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 82 kota, IHK meningkat dari 130,09 pada Oktober 2017 menjadi 130,35 pada November 2017.
"Tingkat inflasi untuk tahun kalender Januari hingga November 2017 sebesar 2,87 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun pada November 2017 (year on year/yoy) sebesar 3,3 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto, Senin (4/12).
Ia menjelaskan, inflasi terjadi akibat kenaikan harga dari seluruh indeks kelompok pengeluaran. Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 0,37 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,22 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,13 persen, dan kelompok sandang sebesar 0,12 persen. Selain itu, kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,27 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,1 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,09 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada November 2017 antara lain cabai merah, beras, bawang merah, daging ayam ras, ikan segar, telur ayam ras, mi, rokok kretek filter, dan bensin. Sedangkan, komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain apel, jeruk, tomat buah, dan bawang putih.
Dari 82 kota IHK, BPS mencatat, 68 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi pada November 2017. Inflasi tertinggi terjadi di Singaraja sebesar 1,8 persen dan terendah terjadi di Bekasi dan Palopo masing-masing sebesar 0,02 persen. Sementara, deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,74 persen dan deflasi terendah terjadi di Manokwari sebesar 0,02 persen.
Suhariyanto berharap, inflasi pada Desember 2017 bisa terkendali. Ia mengaku, pemerintah telah melakukan sejumlah persiapan untuk menjaga tingkat inflasi tetap rendah. "Kita berharap inflasi Desember rendah sehingga bisa mencapai target inflasi 2017," ujarnya.