EKBIS.CO, BANDAR LAMPUNG -- Warga Kota Bandar Lampung terus mengeluh dengan ketersediaan elpiji tabung tiga kilogram atau tabung melon untuk rakyat miskin yang selalu habis. Warga terpaksa mencari di penjual yang jauh dengan harga sudah naik tinggi mencapai Rp 23 ribu sampai Rp 25 per tabung, padahal harga di pangkalan hanyak Rp 16.500 per tabung.
Keresahan warga terjadi hampir di beberapa kelurahan di Kota Bandar Lampung, belakangan ini. Gas melon yang menjadi harapan untuk memasak di dapur terpaksa dibeli mahal, karena mau tidak mau harga tinggi tetap dibeli meski harus mencari jauh dari pemukimannya.
"Saya heran kenapa setiap pangkalan gas subsidi tersebut selalu habis, di warung-warung juga habis. Kemana larinya gas untuk rakyat miskin tersebut," kata Gani, warga Tanjungkarang Barat, Senin (11/12).
Kesulitan mendapatkan gas melon juga terjadi di Kemiling. Warga terpaksa membeli ke tempat yang jauh seperti di Bundaran Rajabasa Haji Mena. Beberapa warung menyisakan tabung melon, tetapi harganya sudah mahal Rp 25 ribu per tabung. "Terpaksa beli juga biar mahal. Soalnya mau masak pakai apalagi," tutur Farhan, warga Bukit Kemiling Permai.
Pertamina mengklaim stok gas melon cukup, karena kepanikan warga sehingga ketersediaan gas tersebut berkurang atau langka. Pertamina menyatakan telah menambah 535.332 tabung gas melon karena permintaan meningkat.
Kepada wartawan belum lama ini, Sales Executive elpiji Pertamina Lampung Widhi Hidayat menyatakan, tahun ini Kota Bandar Lampung mendapat jatah gas melon sebanyak 32.473 matrix ton atau sebanyak 10.824.333 tabung gas melon. Sementara total jatah untuk se-Lampung sebanyak 178.818 matrix ton.
Menurut dia, penyaluran setiap hari di Kota BandarLampung berkisar 32 ribu hingga 35 ribu. Awal bulan ini, ada penambahan 11 persen dari total penyaluran harian. Jumlah penambahan hingga akhir bulan ini mencapai 535.332 tabung.