EKBIS.CO, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan pencatatan saham perdana dua perusahaan, PT Dwi Guna Laksana Tbk dan PT Panca Budi Idaman Tbk yang diharapkan menambah semarak industri pasar modal domestik
"Semoga dengan masuknya saham PT Dwi Guna Laksana Tbk dan PT Panca Budi Idaman Tbk aktivitas perdagangan di BEI akan lebih semarak dan lebih likuid," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio dalam sambutan pencatatan saham perdana di Jakarta, Rabu (13/12).
Ia mengatakan dengan pencatatan saham perdana dua perusahaan itu maka sepanjang tahun ini BEI telah menambah sebanyak 33 emiten. Dengan demikian total perusahaan tercatat sebanyak 563 emiten.
"Akhirnya BEI bisa menambah 33 emiten setelah 20 tahun. Bertambahnya perusahaan di BEI membuat pasar modal Indonesia menjadi yang terbesar di ASEAN dalam hal penambahan saham tercatat," ujarnya.
Ia optimistis, target pelaksanaan IPO sebanyak 35 perusahaan akan tercapai pada tahun ini. Dalam pipeline IPO BEI, terdapat sekitar tiga hingga empat perusahaan yang akan mencatatkan saham perdana pada tahun ini. "Bertambahnya jumlah emiten di BEI akan mendorong nilai kapitalisasi pasar terus tumbuh," katanya.
Menurut dia, aksi korporasi pencatatan saham melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (initial public offering/PO) memang telah lama menjadi salah satu sarana bagi perusahaan untuk menggalang dana. "Namun, lebih dari itu, IPO juga memiliki banyak manfaat lainnya. Di dunia usaha, perusahaan publik dipandang lebih profesional, transparan, dan akuntabel," katanya.
PT Dwi Guna Laksana Tbk merupakan perusahaan bidang Perdagangan Batubara dan Jasa Pelabuhan. Perseroan melepas sebanyak 3,1 miliar saham atau sebanyak 35,89 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO seharga Rp 150 per saham. Dengan demikian perseroan meraih dana IPO sebesar Rp465 miliar. Saham DWGL dibuka naik 69,33 persen menjadi Rp 254 per saham dari harga perdana.
Sementara itu, PT Panca Budi Idaman Tbk merupakan perusahaan bidang industri plastik terpadu melepas sebanyak 375 juta saham seharga Rp 850 per saham. Dengan demikian perseroan meraih dana IPO sebesar Rp 318,75 miliar. Saham PBID tercatat menguat sekitar 1,18 persen menjadi Rp 860 per saham dari harga perdana.