''Banyak hal yang kami siagakan selama masa angkutan libur Nataru. Baik dalam hal penambahan personel yang mengawasi kondisi jalur KA, dan juga kesiapan sarana perbaikan jalur,'' kata Vice Presiden PT KAI Daop 5 Purwokerto, Dwi Erni Ratnawati, Kamis (14/12).

 

Dia menyebutkan, dalam mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan secara detail. Pemeriksaan yang dilakukan, antara lain mengenai kesiapan SDM, alat pengaman, kondisi jalur, perbaikan atau penggantian peralatan, penutupan perlintasan sebidang tanpa ijin sebanyak 44 perlintasan, dan hal-hal lain.

 

''Perlintasan yang kami tutup ini, umumnya merupakan perlintasan jalan kecil yang sebenarnya memiliki jalan alternatif untuk digunakan warga. Kami melakukan penutupan perlintasan tersebut, demi keamanan dan keselamatan warga,'' ujarnya.

 

Menurut Dwi Erni, selama masa angkutan libur Nataru yang berlangsung 22 desember 2017 sampai dengan tanggal 07 Januari 2018, frekwensi KA akan mengalami peningkatan cukup tinggi. Adanya penambahan perjalanan KA, menyebabkan setiap 10 menit sekali akan ada KA yang melintas.

 

Dalam hal kesiapan SDM, Erni menyebutkan, pihaknya telah melakukan penambahan petugas extra untuk tugas-tugas tertentu. Antara lain untuk Petugas Pemeriksa Jalur (PPJ) ditambah sebanyak 47 orang, Petugas Jalan Lintasan (PJL) sebanyak 23 orang, dan Penjaga Daerah Rawan (PDR) sebanyak 26 orang. ''Dengan demikian, ada 96 orang petugas extra yang akan dikerahkan selama masa Nataru,'' katanya.

 

Selama masa Nataru seluruh karyawan PT KAI Daop 5 juga tidak diizinkan mengambil cuti. ''Semua pegawai ditugaskan untuk menjaga posko secara bergantian dan fokus untuk melaksanakan pelayanan. Pengajuan cuti ditangguhkan,'' ujarnya.

 

Sementara untuk mengantisipasi gangguan kelancaran perjalanan KA, PT KAI Daop 5 telah menyiapkan lokomotif cadangan di Purwokerto dan Kutoarjo serta Alat Material Untuk Siaga (AMUS) di 17 titik resort. ''AMUS kita tempatkan tersebar di beberaa lokasi. Dengan demikian, bila ada kondisi jalur yang perlu dilakukan perbaikan akibat bencana, suplai alat perbaikan tidak terlalu jauh,'' katanya.