Kamis 08 Jun 2017 16:16 WIB

Semen Indonesia Raih Penghargaan Sri Kehati 2017

Red: Dwi Murdaningsih
 Kendaraan traktor melintasi instalasi pabrik semen milik PT Semen Indonesia (Persero) Tbk di Sumber Arum, Kerek, Tuban, Jawa Timur.
Foto: Dok. Republika
Kendaraan traktor melintasi instalasi pabrik semen milik PT Semen Indonesia (Persero) Tbk di Sumber Arum, Kerek, Tuban, Jawa Timur.

EKBIS.CO, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk meraih penghargaan Sri Kehati 2017 dari dari Yayasan Sri Kehati yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan. Direktur Produksi dan Strategi Bisnis Semen Indonesia Johan Samudera dalam keterangan persnya bersyukur atas penghargargaan diberikan, dan Semen Indonesia akan selalu berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan.

Johan mengatakan perseroan akan selalu berusaha mengutamakan kinerja lingkungan dan pengembangan masyarakat, serta tata kelola perusahaan, perilaku bisnis dan prinsip ketenagakerjaan dalam setiap kegiatan operasional.

"Kami selalu menerapkan prinsip 'Triple Bottom Line' yang meliputi 'planet, profit serta people' dalam operasional perusahaan sebagai strategi bisnis berkelanjutan. Jadi perseroan tidak hanya mengedepankan keuntungan, tapi juga pelestarian lingkungan dan pengembangan masyarakat," katanya, Kamis (8/6).

Ia mengatakan pemanfaatan lingkungan oleh perseroan dapat dilihat dari pengelolaan air, dan Semen Indonesia telah lama memanfaatkan area bekas tambang tanah liat yang telah direklamasi menjadi embung dan digunakan sebagai sumber air untuk pertanian, seperti di Tuban.

"Upaya ini dapat menambah cadangan air yang mampu meningkatkan produktivitas petani di sekitar pabrik. Area bekas tambang tanah liat saat ini sekitar 122,7 hektar, dan tersebar di beberapa tempat serta mampu menampung air hujan sebanyak 4,6 juta m3 air," katanya.

Air yang ada itu, kata dia, akan mampu mengairi sawah seluas 133,5 ha sepanjang tahun sehingga petani dapat panen padi tiga kali lipat dalam setahun.

Selain itu, Johan mengaku untuk pemanfaatan area bekas tambang kapur telah dilakukan penghijauan dengan menanam pohon pelindung dan tanaman produktif serta tanaman buah.

"Jadi masyarakat sekitar pabrik juga dilibatkan dalam penanaman berbagai jenis tanaman pangan seperti jagung, kacang tanah dan sebagainya, serta terus dilakukan pembinaan untuk dapat bekerja sama dengan dinas pertanian setempat," katanya.

Perseroan, kata dia, juga memiliki program penyelamatan lingkungan dengan memanfaatkan sampah perkotaan menjadi bahan bakar alternatif melalui proyek Refuse Drived Fuel (RDF) atau program Waste to Zero.

"Kami juga telah melaksanakannya, seperti di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngipik, Kabupaten Gresik. Dan setiap harinya, tempat pengolahan sampah mampu mengolah 650 m3 sampah atau 217 ton per harinya, sehingga secara langsung juga memberikan kontribusi pengurangan sampah perkotaan yang dihasilkan oleh Kabupaten Gresik," katanya.

Olahan sampah yang dihasilkan, kata Johan, nantinya akan menjadi padatan yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai tanah urug, sampah organik yang diolah menjadi kompos serta cacahan plastik dan bahan yang bisa dibakar sebagai campuran bahan bakar biomass untuk pabrik di Tuban.

Sementara itu, penghargaan atau apresiasi dari yayasan Sri Kehati diberikan kepada Semen Indonesia pada acara Sri Kehati Award 2017 di Jakarta.

Penghargaan diserahkan Ismid Hadad selaku pimpinan Yayasan Kehati kepada Johan Samudera, Direktur Produksi dan Strategi Bisnis Semen Indonesia, karena berkomitmen kuat dalam pemeliharaan lingkungan dalam setiap kegiatan operasional pembangunannya.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement