EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Djoko Sasono mengatakan pihaknya sudah memiliki rencana untuk mengoptimalkan kurikulum bahasa asing di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). Djoko menilai bahasa asing terutama Inggris diperlukan di dunia internasional.
Hanya saja, pelajaran bahasa tersebut memang beelum optimal diterapkan di STIP. "Diajarkan bahasa Inggris di kita (STIP) karena praktiknya baru saja sesama orang kita saja," kata Djoko di STIP Marunda, Ahad (7/1).
Untuk menambah kompetensi bahasa Inggris tersebut, Djoko berencana bisa instruktur bahasa Inggris di Filiphina akan didatangkan ke STIP. Begitu juga dengan bahasa utama yang dipraktikan di dalam kampus akan diterapkan dengan bahasa Inggris.
Dia menuturkan, mengacu kepada Filiphina karena negara tersebut memang pesaingbesar untuk dunia kelautan internasional bahkan menerapkan cara-cara tersendiri. "Di Filiphina, dosen bahasa Inggri tinggal dengan taruna. Praktik ini bisa saja kita timbulkan," ujar Djoko.
Dia mengingkan, untuk selanjutnya kemampuan bahasa Inggris tak hanya untuk para pelaut namun juga jenis pekerjaan lain di pelayaran. Sebab, kata dia, industri pelayaran juga tidak hanya nahkoda saja namun juga ada bidang lain seperti pegawaian dan lainnya.
Saat ini Indonesia baru menghasilkan 400 ribu pelaut, berbeda dengan Filiphina yang saat ini bisa menghasilkan empat juta pelaut di dunia. "Kita juga ingin meningkatkan kapasitas dengan salah satunya pemberdayaan masyarakat. Dengan cara tersebut ada pendidikan gratis untuk pelaut, dan bahkan di sktor lainnya darat dan udara," jelas Djoko.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) meminta adanya optimalisasi pembelajaran bahasa Inggris di sekolah pelayaran. Diprediksi, jumlah penganggur taruna pelayaran juga besar seperti pilot yang sudah terdata ada 1.200 yang menganggur namun saat ini sudah berkurang menjadi 600 orang.