EKBIS.CO, WASHINGTON -- Kementerian Keuangan AS mewanti-wanti investor yang mulai melirik uang digital terbitan Pemerintah Venezuela, petro. AS menyatakan hal itu bisa dianggap melawan saksi yang AS jatuhkan terhadap Venezuela.
Kementerian Keuangan AS menyatakan, dari informasi yang tersedia, tampak bahwa bila uang digital yang disebut pertro itu sudah diterbitkan. Uang digital ini akan jadi alat baru bagi Pemerintah Venezuela mendapat pinjaman. ''Sanksi yang AS jatuhkan melarang penjanjian pinjaman oleh Pemerintah Venezuela maupun BUMN minyak mereka,'' ungkap Kementerian Keuangan AS seperti dikutip Reuters, Rabu (17/1).
Uang petro Venezuela bisa membuat investor asal AS terpapar risiko legal. Sebelumnya, seiring melemahnya bolivar, Presiden Maduro meminta pemerintahannya merilis uang kriptik baru yang akan jadi uang pertama yang disandarkan pada aset riil utama Venezuela, minyak. Sekitar 100 juta unit petro kini telah berputar di Venezuela.
Maduro mengatakan, petro akan membantu negara produsen minyak tersebut menghambat tirani dolar dan membantu Velezuela melalui sanksi internasional. Meskipun, harga minyak dibanderol dan diperdagangkan menggunakan dolar AS.
Maduro dan beberapa petinggi kepercayaannya masuk dalam daftar hitam Washington dan Venezuela dilarang menerbitkan obligasi berbasis minyak. Petro sendiri akan secara resmi dijual menjelang akhir Januari ini. Maduro berjanji, tiap unit petro akan disandarkan pada minyak.
Maduro mengatakan, petro merupakan satu dari beberapa program dalam kerangka rencana yang Venezuela sebut sebagai Orinoco Belt. Meski demikian optimisme, rencana Maduro ini menuai ejekan dari kubu oposisi.
Rencana ini mereka nilai percuma dan tidak membantu Venezuela yang tengah menderita akibat inflasi tinggi dan langkanya bahan pangan akibat salah kelola oleh pemerintah. Menurut OPEC, Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia. Meski begitu, ekonomi Venezuela masih terjebak dalam krisis.