EKBIS.CO, JAKARTA -- Perum Bulog telah resmi menutup lelang impor untuk beras. Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, hingga lelang ditutup, ada 21 perusahaan dari negara produsen yang mendaftar.
"Tapi yang memenuhi persyaratan administrasi sampai hari ini baru 11 perusahaan," kata Djarot, saat ditemui wartawan di Gedung DPR RI, Kamis (18/11).
Ia menyebut, 11 eksportir tersebut berasal dari Thailand, Vitenam, Pakistan, dan India. Setelah ini, Bulog akan segera memulai proses negosiasi harga. Proses itu biasanya berlangsung selama 1-2 hari. Jika nilai transaksi sudah disetujui, barulah kedua pihak dapat meneken kontrak.
Bulog telah mendapat izin dari pemerintah untuk melakukan importasi beras umum sebanyak maksimal 500 ribu ton. Pemerintah memberi batas waktu pada Bulog untuk mendatangkan beras sampai akhir Februari 2018.
Karena itu, Djarot mengatakan, dalam proses negosiasi, timnya akan meminta percepatan pada eksportir agar dapat mengirim barang sebelum batas waktu 28 Februari.
Sebelumnya, Direktur Komersil Bulog Tri Wahyudi menambahkan, rencananya beras impor akan masuk melalui tiga pelabuhan di daerah non-produsen, yakni Jakarta, Batam dan Medan. "Ini supaya secara psikologis tidak mengganggu petani," kata dia.
Tri juga memastikan, kedatangan 500 ribu ton beras impor itu tidak akan mengganggu kegiatan Bulog dalam menyerap gabah dan beras yang dihasilkan petani lokal. Sebab, beras tersebut dibeli untuk memperkuat stok cadangan beras pemerintah, bukan untuk disebar ke pasar.