EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore (22/1), bergerak melemah sebesar 32 poin menjadi Rp13.347 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.315 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan bahwa mata uang dolar AS bergerak menguat terhadap rupiah meski terjadi "shutdown" atau penghentian sementara operasional pemerintahan di Amerika Serikat. Imbal hasil obligasi AS yang meningkat menjadi salah satu faktor penopangnya.
"Pergerakan imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang meningkat berimbas pada terapresiasinya laju dolar AS. Pelaku pasar pun memanfaatkan kondisi itu untuk beralih ke dolar AS," katanya.
Kendati demikian, kata dia, pelemahan rupiah relatif terbatas mengingat fundamental ekonomi nasional cukup kondusif seiring dengan inflasi yang stabil sehingga akan menjaga momentum pemulihan ekonomi. "Selain itu, sentimen shutdown pemerintah AS juga dapat membatasi pergerakan dolar AS," katanya
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menambahkan bahwa "shutdown" pemerintahan AS dapat membuat investor menjauhi aset-aset keuangan dari Negeri Paman Sam itu sehingga apresiasi dolar AS bisa tertahan. "Menjauhnya investor karena shutdown pemerintah AS serta adanya outlook untuk pengetatan moneter lebih lanjut dari bank sentral Jepang dapat membuat dolar AS bergerak turun," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (22/1) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp 13.334 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 13.331 per dolar AS.