Selasa 30 Jan 2018 11:43 WIB

Uni Eropa Siap Perang Dagang dengan Donald Trump

UE ingin pasar dunia tetap terbuka meski sikap Trump yang anti globalisasi.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Presiden AS Donald Trump
Foto: slate.com
Presiden AS Donald Trump

EKBIS.CO, BRUSSEL -- Uni Eropa (UE) memperingatkan Presiden AS Donald Trump tentang risiko perang dagang trans Atlantik jika AS tetap menghambat impor dari Eropa. Pernyataan itu UE keluarkan setelah dalam wawancara sebuah stasiun televisi AS, Trump menyatakan AS punya banyak masalah dengan UE yang dapat memicu persoalan besar ke depan.

Pekan lalu, AS juga mengenakan tarif terhadap impor panel surya dan mesin cuci dari UE dengan alasan aturan keselamatan. Belum lagi niat AS mengurangi impor alumunium dan baja.

''UE akan bersikap sepatutnya atas dampak restriksi ekspor yang diberlakukan AS,'' ungkap Kepala Juru Bicara Komisi Uni Eropa, Margaritis Schinas, seperti dikutip Bloomberg, Senin (29/1).

UE ingin pasar dunia tetap terbuka meski sikap Trump yang anti globalisasi dan memblokade perdagangan Inggris di tengah persiapab Brexit pada Maret 2019 mendatang. UE sendiri belakangan menyepakati perdagangan bebas dengan Kanada dan Jepang serta akan menyusul dengan Amerika Latin, Australia, dan Selandia baru.

Schinas juga menyatakan UE tetap berkomitmen dengan ketentuan ekonomi multilateral di Eropa sejak Perang Dunia II usai dan regulasi bersama diatur Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). ''Perdagangan bisa dan harus saling menguntungkan dengan tetap terbuka dan adil serta punya aturan yang jelas,'' kata Schinas.

Trump sebelumnya juga sempat menyatakan UE memberlakukan kebijakan perdagangan yang tidak adil terhadap terhadap AS. Pekan lalu, Komisioner Perdagangan UE Cecilia Malmstrom menyatakan Pemerintahan Trump sudah menarik diri dari dunia dengan tidak terlibat dalam hubungan dagang global sehingga membuka jalan lebih besar bagi UE untuk bergerak.

''Banyak negara heran dengan kurangnya kepemimpinan di AS dan membuka jalan bagi UE untuk menujukkan UE mampu menangani perjanjian dagang dengan baik,'' ungkap Malmstrom.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement