Kamis 01 Feb 2018 12:54 WIB

Petani Kopi Diminta tak Terlena

Negara-negara lain penghasil kopi sedang berbenah diri

Red: Muhammad Hafil
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang (keempat dari kiri) sedang berbincang dengan para petani kopi di Kabupaten Lampung Tengah, Rabu (31/1).
Foto: Muhammad Hafil/Republika
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang (keempat dari kiri) sedang berbincang dengan para petani kopi di Kabupaten Lampung Tengah, Rabu (31/1).

EKBIS.CO, LAMPUNG BARAT – Harga kopi asal Indonesia tercatat masih yang termahal di dunia.  Namun, para petani diminta untuk terlena dengan mahalnya harga kopi itu.

“Kopi Indonesia paling mahal di dunia. Tapi, jangan terlena dengan harga kopi itu. Pemain kopi ada banyak dan kita masih ada di urutan keempat penghasil kopi di dunia. Di ata kita ada Brasil, Vietnam, dan Kolombia,” kata Direktur Jenderal Perkebunan Bambang  saat berdialog dengan petani kopi di Desa Rigis Jaya, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Lampung Barat, Rabu (31/1).

Bambang mengingatkan, negara-negara penghasil kopi di dunia saat ini sedang berlomba-lomba dan bersaing ketat. Mereka berusahakan untuk  mampu membudidayakan tanaman kopi dengan baik namun bisa menjual harga dengan murah tetapi para petaninya dapat untung banyak.

 “Kalau kita terlena dengan harga kopi mahal tapi dalam menghasilkan kopi kita masih alakadarnya maka kita bisa menjadi lemah. Karena negara-negara lain akan melakukan perbaikan dalam berbagai aspek,” kata Bambang.

Menurut Bambang, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merawat perkebunan kopi. Yaitu, mulai dengan membuat kelembagaan petani. Sehingga, dengan adanya kelembagaan petani, hasil kopi yang didapat bisa dipasarkan dengan baik.

Karena itu, Bambang berpesan agar para petani kopi harus kompak dan bergabung dalam kelembagaan petani itu. “Sehingga tidak ada lagi petani yang jemur kopi sendiri-sendiri jemur di depan rumah lalu dijual ke tengkulak,” kata Bambang.

Menurut Bambang, jika para petani bersatu, maka nilai jualnya akan tinggi dan akan berdampak pada kesejahteraan petani. Selain itu, jika sudah dibentuk suatu kelembagaan, maka para petani itu bisa menjadi mandiri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement