EKBIS.CO, CIREBON -- PT Bio Farma (Persero) menargetkan penjualan bersih tahun ini naik dibanding tahun kemarin. Corporate Secretary PT Bio Farma, Bambang Heriyanto, menyebutkan, pada 2017 lalu penjualan bersih Bio Farma mencapai Rp 3 triliun.
"Pada 2018 ini kami targetkan penjualan bersih meningkat sembilan persen dibandingkan 2017 lalu," kata Bambang, saat acara Media Gathering dan Workshop 2018 di Desa Alamanis Resort dan Villa, Gronggong, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon, Rabu (7/2).
Selain penjualan bersih, lanjut Bambang, Biofarma juga menargetkan peningkatan laba bersih pada 2018. Yakni sebesar 10,6 persen dari laba bersih senilai kurang lebih setengah triliun rupiah pada 2017 lalu.
Target peningkatan juga ditetapkan pada total aset Biofarma. Yaitu sebesar 20,7 persen dari total aset pada 2017 yang mencapai Rp 6,5 triliun.
Bambang menyebutkan, selama ini, penjualan produk Bio Farma yang paling laris di pasaran adalah vaksin polio. Bio Farma pun sudah mengekspor vaksin tersebut ke banyak negara.
"Berbagai produk Biofarma selama ini sudah diakui dunia dan diekspor ke 132 negara," terang Bambang.
Bambang menjelaskan, Bio Farma telah merancang tiga strategi perusahaan. Yaitu strategi produk, strategi pengembangan bisnis dan strategi keuangan.
Khusus untuk strategi produk, prioritas utama Biofarma difokuskan pada vaksin dan antisera (blood product dan biosimilar), meningkatkan portofolio product dan mempertahankan pasar.
Bambang menambahkan, pada 2018 ini, Bio Farma pun semakin mantap untuk masuk dalam industri lifescience. Dimana, Bio Farma mengembangkan produk Lifescience baru, di antaranya sejumlah vaksin baru, imunosera, biosimilar atau antibiodi monoklonal, stem cell, kit diagnostik dan blood product.
Menurut Bambang, Bio Farma sudah lebih dari 127 tahun berkecimpung mendedikasikan diri untuk umat manusia, baik di Indonesia maupun dunia. Perusahaan itupun memiliki 1.300 karyawan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu.