EKBIS.CO, JAKARTA -- Lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd meningkatkan peringkat utang (Sovereign Credit Rating/SCR) Indonesia dari BBB- dengan prospek positif menjadi BBB dengan prospek stabil.
Reformasi struktural perekonomian yang dilakukan untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan telah berdampak positif untuk perbaikan iklim investasi, pembangunan infrastruktur, dan perlambatan penarikan utang luar negeri korporasi, menurut keterangan resmi JCR di Jakarta, Kamis (8/2).
"Utang luar negeri swasta telah tumbuh terbatas sejak 2016 karena penerapan regulasi yang pruden dari Bank Sentral sehingga meningkatkan ketahanan ekonomi dari tekanan eksternal," kata JCR.
JCR juga menilai paket kebijakan ekonomi dan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia telah mendorong peningkatan investasi swasta khususnya di sektor nonkomoditas. Selain itu, penurunan defisit transaksi berjalan serta cadangan devisa yang tinggi menggambarkan peningkatan ketahanan ekonomi Indonesia. "Sektor perbankan Indonesia tetap sehat dan pembiayaan melalui pasar keuangan tumbuh kuat tercermin dari penerbitan saham, obligasi, dan Surat Utang Jangka Menengah (MTN) yang meningkat," kata JCR.
Di sisi fiskal, JCR mengakui bahwa reformasi fiskal yang dilakukan Pemerintah berupa pengalihan belanja subsidi kepada belanja infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan telah mengurangi defisit fiskal dan meningkatkan efisiensi belanja.
Melalui keterangan tertulis, Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo mengatakan sikap JCR yang menaikkan peringkat utang Indonesia mencerminkan kepercayaan lembaga internasional terhadap reformasi struktural perekonomian yang sedang berjalan di Indonesia. "Ini juga menunjukkan upaya sinergi kebijakan yang harmonis antara Bank Indonesia dan Pemerintah yang mampu menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," ujarnya.
JCR sebelumnya memperbaiki propsek SCR Republik Indonesia dari Stabil menjadi Positif, sekaligus mengafirmasi rating pada BBB- (Investment Grade) pada 7 Maret 2017.