EKBIS.CO, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) mengatakan kenaikan harga BBM nonsubsidi bisa memengaruhi inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK). Hanya saja menurutnya, harga minyak di dunia memang sudah meningkat tapi harga BBM di Indonesia belum disesuaikan.
PT Pertamina menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi seperti Pertamax dan Dexlite. Harga baru itu pun sudah berlaku sejak akhir pekan lalu.
"Sebelumnya kita perkirakan (harga minyak dunia) ada di rata-rata 52 dolar AS. Sekarang, kita melihat, sepanjang 2018 itu harga minyak dunia akan ada di kisaran 60 dolar AS. Maka kalau sekarang harga di Indonesia disesuaikan, tentu ada berdampak inflasi," tutur Agus kepada wartawan di Jakarta, Selasa, (27/2).
Meski begitu, ia yakin tingkat inflasi sepanjang tahun ini tetap terjaga di kisaran 3,5 plus minus 1 persen. "Sampai akhir 2018, kita perkirakan inflasi di posisi 3,61 persen," ujarnya.
Sementara itu, kata dia, inflasi Februari 2018 secara year on year (yoy) sebesar 3,25 persen. Sedangkan sampai minggu ketiga Februari tahun ini, secara month to month (mtm), inflasi sebesar 0,19 persen.
Menurutnya, Agus menilai sistem pengelolaan BBM sudah baik. Hal itu karena, penyesuaian harga yang dilakukan dilakukan dengan perhitungan yang hati-hati. Harga Pertamax kini naik menjadi Rp 8.900 per liter sebelumnya Rp 8.600. Lalu harga Pertamax Turbo yakni Rp 10.100 per liter dari Rp 9.600.
Selanjutnya, harga Pertamina Dex naik dari Rp 9.250 menjadi Rp 10.000. Dexlite dari Rp 7.500 menjadi Rp 8.100 per liter. Sedangkan, harga Pertalite tetap Rp 7.600 per liter.